Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Hidup terus bergulir, kau bisa memilih diam atau mengikutinya, mengacuhkan atau mempelajarinya. Merelakan, atau meratapinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pada Malam Ia Diingatkan

17 Juni 2016   16:00 Diperbarui: 17 Juni 2016   16:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia lalu membabi buta lemparkan pukulan ke berbagai arah, hanya untuk menyakiti udara. Lagi bertubi ia lemparkan, dengan hasil nihil yang sama.

"Jangan main-main denganku, tunjukkan dirimu kalau kau berani!"

"Terus, bakarlah terus amarahmu itu, biar menyala dan menerangi ruang gelap ini, mungkin kau akan dapat melihatku pada saat itu."

Bergegas ia menghampiri saklar lampu terdekat yang dapat diraihnya, dan menyalakannya dengan bunyi ctak! yang begitu kentara. Ruangan itu bermandikan cahaya lampu beberapa saat kemudian. Segera matanya memburu ke berbagai sudut, mencari orang itu, yang anehnya ia rasakan menghilang kehadirannya ketika ia menyalakan saklar lampu itu.

Setelah berbagai sudut ruangan itu ia jelajahi dengan matanya dan tak juga dapat menemukan apa yang ia hendak cari, ia mengarahkan pandangannya ke satu-satunya titik yang belum ia tujukan matanya. Pada bidang persegi panjang yang tergantung di dinding itu, raut amarah yang dipancarkan mata menatap balik kepadanya. Urat-urat yang timbul menghiasi wajah itu, berkilauan karena lapisan keringat.

Ia terdiam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun