Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Hidup terus bergulir, kau bisa memilih diam atau mengikutinya, mengacuhkan atau mempelajarinya. Merelakan, atau meratapinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pada Malam Ia Diingatkan

17 Juni 2016   16:00 Diperbarui: 17 Juni 2016   16:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Syukurlah kalau begitu. Tuhan sungguh tidak buta."

Matanya yang telah terbiasa dengan gelapnya ruangan itu tak juga dapat mengidentifikasi siapakah gerangan sesuatu itu. Namun ia tak ingin beranjak dari tempat tidurnya hanya untuk membuat orang itu terusik atau tersinggung, dan lalu pergi. Ia tak ingin kembali sendiri dan sepi dalam waktu yang secepat itu.

"Aku rasa kau tidak percaya akan Tuhan."

Ia lantas tersinggung. Harga dirinya tak mengijinkan hal ini terjadi. Ia lebih memilih kesepian daripada difitnah dan dihina seperti ini. Siapapun orang ini, tiadalah berhak untuk langsung menghakiminya seperti ini. Tidak dengan penghakiman yang sepenuhnya berupa fitnahan.

"Baiknya kau jelaskan lebih lanjut sebelum aku mengusirmu dari sini."

"Bukankah kau yang lebih tahu tentang ini?"

"Oke, cukup. Aku sudah salah menilai ini semua. Sekarang, lekaslah kau pergi sebelum aku bertindak."

"Mengapa kau begitu banyak menyimpan kemarahan?"

Ia beranjak dan bangkit dari tepi ranjang.

"Aku bilang cukup! Pergi kau dari sini!"

"Bagaimana kalau aku tidak mau pergi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun