Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengetuk Pintu Hati

25 Oktober 2023   20:09 Diperbarui: 25 Oktober 2023   20:15 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepulangan Nenek Rumiyati dari RSUD menuju Panti di Dinas Sosial. Tampak Ibu wartawati berkerudung coklat dan pemuda penjaga Nenek berkaus merah (Dokpri)

Hari ini, si Nenek akan memasuki babak baru dalam kehidupannya. Ibu wartawati yang baik berhasil mengurus segala keperluan agar si Nenek bisa tinggal sementara di panti jompo milik Dinas Sosial.

Semoga Nenek betah, meskipun sementara, semoga Nenek bisa tidur lebih nyenyak dibandingkan saat tidur di rumah sakit. Dua hari dua malam kami menginap di ruang yang sama, perilaku Nenek sangat menyedihkan.

Dia terlihat sangat tersiksa dengan keadaan, mimpi buruk selalu menghantui. Tak jarang berteriak dan memanggil si pemuda dengan sebutan Le (Tole, anak lelaki dalam bahasa Jawa). Lalu, minta untuk dipijit hingga ia tertidur nyenyak.

Dengan penuh kesabaran, menjaga dan merawat Nenek yang baru ditemuinya. (Dokpri)
Dengan penuh kesabaran, menjaga dan merawat Nenek yang baru ditemuinya. (Dokpri)

Tak jarang pula Nenek sangat ingin diperhatikan dan dilayani dengan baik. Berontak ingin tidur di lantai, sehingga perawat ruangan harus membiarkan ia tertidur di bawah agar tidak gaduh hingga mengganggu pasien lain. Itu pun setelah dibujuk dengan berbagai cara agar mau tidur dengan beralaskan matras tempat tidur.


Hanya prihatin yang bisa kami lakukan. Di usianya yang kini seharusnya lebih banyak mendapat perhatian dari anak dan cucu, nyatanya si Nenek masih harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.


Siapa yang salah? 

Siapa yang harus mengalah?


Siapa yang harus mengerti?

Siapa pula yang seharusnya dipahami?

Hanya jiwa-jiwa yang ikhlas dan rela berkorban, mengasihi tanpa pamrih, dan memberi tanpa berharap kembali, yang akan terketuk pintu hatinya untuk membantu sesama. Menemukan kebahagiaan dengan cara yang indah, di mana pun, dan dari arah yang tak terduga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun