Indonesia adalah negara yang menjamin kebebasan warganya untuk memeluk suatu agama dan beribadah sesuai dengan keyakinannya. Tak ada paksaan ataupun larangan yang membuat warganya tertekan dalam menjalankan ibadah. Oleh sebab itulah, di Indonesia banyak terdapat agama dan kepercayaan yang tumbuh dan berkembang.Â
Keberagaman itu tidak serta merta terjadi di berbagai daerah. Bagaimanapun juga, adat istiadat turut mempengaruhi keberadaan agama atau kepercayaan tersebut. Namun, di kota-kota besar, hampir semua agama ada dan tampak keberagamannya.Â
Seperti halnya di sekitar tempat tinggal saya. Meski Islam sebagai agama mayoritas, tetapi hak dari pemeluk agama lain juga dihormati. Contohnya saat hari raya Idul Qurban.Â
Kami, kaum muslimin, pada hari itu melakukan salat Ied di masjid di sekitar komplek perumahan. Setelahnya, penyembelihan hewan qurban pun dilakukan di samping masjid yang sama.Â
Panitia pelaksana terdiri dari para takmir dan warga yang mewakili masing-masing RT, tetapi khusus untuk konsumsi selalu dipegang ibu-ibu dan digilir dari RT 1 bergantian dengan RT lainnya. Â
Dari sini saja, terlihat kekompakan dari masing-masing RT, sebab bukan hanya ibu-ibu muslim yang ikut membantu tetapi ibu-ibu non muslim juga ikut berpartisipasi menyiapkan jaminan makan siang.Â
Petugas penyembelih, yang memotong-motong daging, serta bagian pendistribusian, memang dari warga muslim, tetapi tak jarang warga non muslim juga ikut membantu saat pendistribusian daging. Bahkan, untuk sie dokumentasi justru mereka tanpa diminta sudah siap dengan kamera untuk mengabadikan momen tersebut, dan itu berlangsung sudah beberapa tahun terakhir.Â
Selain itu, toleransi juga terlihat saat pembagian hewan qurban. Untuk warga yang memeluk agama Hindu, panitia selalu mencatat di awal nama-nama mereka agar tidak terlewatkan. Mereka selalu dijatah daging kambing karena biasanya menolak jika diberi daging sapi.Â
Tampaknya sepele, tetapi kita lihat dari sudut perhatiannya. Pemeluk agama Hindu sangat menghindari makan daging sapi, yang bagi mereka dianggap suci atau lainnya. Namun, mereka mau menghormati upaya panitia dan menerima jika yang kita berikan adalah daging kambing. Ada toleransi yang sangat indah, bukan?Â
Toleransi seperti ini bukan hanya terjadi saat Iduladha, tetapi saat halal bihalal setelah Idulfitri pun juga tampak. Bukan hanya membantu menyiapkan masakan, tetapi juga hadir dan ikut bersalam-salaman hingga usai acara.Â
Bangga rasanya bertetangga dengan mereka yang beda agama tetapi bisa saling menghormati dan menghargai.Â
Agama dihadirkan untuk memperbaiki akhlak manusia agar bisa tercipta kedamaian. Perbedaan diciptakan untuk bisa diselaraskan, dan bukan untuk memecah belah. Saling mengisi dan saling memberi tanpa harus memandang kepercayaan.Â
Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Toleransi tetap jalan, tanpa harus mencampuri urusan ibadah masing-masing. Damai bukan?Â
#LatepostÂ
#Justsharingmoment
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H