Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ciptakan Kedamaian dengan Toleransi Antar Umat Beragama

20 April 2022   20:49 Diperbarui: 20 April 2022   20:54 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara yang menjamin kebebasan warganya untuk memeluk suatu agama dan beribadah sesuai dengan keyakinannya. Tak ada paksaan ataupun larangan yang membuat warganya tertekan dalam menjalankan ibadah. Oleh sebab itulah, di Indonesia banyak terdapat agama dan kepercayaan yang tumbuh dan berkembang. 

Keberagaman itu tidak serta merta terjadi di berbagai daerah. Bagaimanapun juga, adat istiadat turut mempengaruhi keberadaan agama atau kepercayaan tersebut. Namun, di kota-kota besar, hampir semua agama ada dan tampak keberagamannya. 

Seperti halnya di sekitar tempat tinggal saya. Meski Islam sebagai agama mayoritas, tetapi hak dari pemeluk agama lain juga dihormati. Contohnya saat hari raya Idul Qurban. 

Suasana di area penyembelihan hewan (Dok PHBI BGI)
Suasana di area penyembelihan hewan (Dok PHBI BGI)

Kami, kaum muslimin, pada hari itu melakukan salat Ied di masjid di sekitar komplek perumahan. Setelahnya, penyembelihan hewan qurban pun dilakukan di samping masjid yang sama. 

Panitia pelaksana terdiri dari para takmir dan warga yang mewakili masing-masing RT, tetapi khusus untuk konsumsi selalu dipegang ibu-ibu dan digilir dari RT 1 bergantian dengan RT lainnya.  

Dari sini saja, terlihat kekompakan dari masing-masing RT, sebab bukan hanya ibu-ibu muslim yang ikut membantu tetapi ibu-ibu non muslim juga ikut berpartisipasi menyiapkan jaminan makan siang. 

Petugas penyembelih, yang memotong-motong daging, serta bagian pendistribusian, memang dari warga muslim, tetapi tak jarang warga non muslim juga ikut membantu saat pendistribusian daging. Bahkan, untuk sie dokumentasi justru mereka tanpa diminta sudah siap dengan kamera untuk mengabadikan momen tersebut, dan itu berlangsung sudah beberapa tahun terakhir. 

Salah satu dokumentasi yang diambil oleh warga non muslim saat Iduladha (Dok PHBI BGI)
Salah satu dokumentasi yang diambil oleh warga non muslim saat Iduladha (Dok PHBI BGI)

Selain itu, toleransi juga terlihat saat pembagian hewan qurban. Untuk warga yang memeluk agama Hindu, panitia selalu mencatat di awal nama-nama mereka agar tidak terlewatkan. Mereka selalu dijatah daging kambing karena biasanya menolak jika diberi daging sapi. 

Tampaknya sepele, tetapi kita lihat dari sudut perhatiannya. Pemeluk agama Hindu sangat menghindari makan daging sapi, yang bagi mereka dianggap suci atau lainnya. Namun, mereka mau menghormati upaya panitia dan menerima jika yang kita berikan adalah daging kambing. Ada toleransi yang sangat indah, bukan? 

Toleransi seperti ini bukan hanya terjadi saat Iduladha, tetapi saat halal bihalal setelah Idulfitri pun juga tampak. Bukan hanya membantu menyiapkan masakan, tetapi juga hadir dan ikut bersalam-salaman hingga usai acara. 

Bangga rasanya bertetangga dengan mereka yang beda agama tetapi bisa saling menghormati dan menghargai. 

Agama dihadirkan untuk memperbaiki akhlak manusia agar bisa tercipta kedamaian. Perbedaan diciptakan untuk bisa diselaraskan, dan bukan untuk memecah belah. Saling mengisi dan saling memberi tanpa harus memandang kepercayaan. 

Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Toleransi tetap jalan, tanpa harus mencampuri urusan ibadah masing-masing. Damai bukan? 

#Latepost 

#Justsharingmoment

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun