Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jika Takdirku Harus Mendampingi

3 Juni 2020   11:49 Diperbarui: 3 Juni 2020   11:40 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Pixabay.com

Apakah mungkin Rudi tega menghianatiku? Sedangkan usia pernikahan kami baru tiga tahun. Putra pertama kami pun baru belajar berjalan. Oh, Tuhan, kuatkan aku. 


*** 


Waktu bergulir, bulan berganti tahun pun berlalu. Aku masih bertahan mendampingi Rudi dan belum menemukan bukti kuat tentang tuduhan orang kepadanya. 

Kewajiban sebagai istri masih tetap kulakukan, layaknya tak terjadi apa-apa dalam rumah tangga kami. Meskipun, rasa curiga tiap hari semakin bertambah dengan sikap Rudi yang slintutan. 

Aku hanya ingin menjaga putraku,  karena dia satu-satunya amanah yang harus kujaga. Mendidik dan merawatnya hingga tumbuh menjadi pemuda yang bertanggungjawab. Walau saat ini ayahnya bukanlah contoh yang baik untuk perkembangannya. 

Aku tak ingin meracuni otak putraku dengan pertengkaran kami, karena itu aku selalu diam dan mengalah meskipun Rudi sering bersikap tak adil kepadaku. 

Dalam salat selalu kuminta kekuatan dan kesabaran serta keikhlasan. Agar aku mampu menjadikan satu-satunya amanah ini berhasil menjadi kebanggaan kami. Dalam doa selalu kusebut nama Rudi untuk tetap menjadi imam yang baik bagi keluarga kecilku. Dijauhkan dari segala petaka dan kedholiman. 

Tanpa pernah kusadari, satu per satu ternyata bukti bermunculan tanpa harus kucari. Akhir bulan yang selalu tekor pada keuangan Rudi, membuatku ingin mencari tahu ke mana larinya dana. Sedangkan aku tak pernah menerima nafkah darinya. 

Bersyukur aku punya usaha sendiri, meskipun kecil tetapi masih mampu memberi hasil untuk biaya hidup kami sehari-hari. Belanja dapur, uang jajan Daffa dan sedikit sisa untuk kutabungkan dan kusedekahkan. 

Suatu hari, Rudi memintaku mencarikan kredit untuk menambah modal bisnisnya. Dengan berat hati, kujadikan sertifikat rumah sebagai jaminan. Kredit pun cair atas namaku. 

Dua bulan pertama, angsuran masih mampu kami bayarkan. Menginjak bulan ketiga dan seterusnya, terlihat ketimpangan terjadi pada neraca keuangan Rudi. Aku tak bisa diam, kudatangi bank pemberi kredit lalu kuminta customer service mencetak rekening koran atau bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun