Kubaca lagi tulisan yang akan kukirim. Ketik, hapus, ketik lagi, hapus lagi. Begitu seterusnya hingga aku puas dan yakin karyaku pantas dilombakan.
Email terkirim ke alamat penyelenggara. Naskah dan biodata lengkap kulampirkan sebagai penunjang. Tinggal menunggu saat pengumuman pemenang.
Dua minggu setelah naskah kukirim, aku mendapat kabar jika naskahku termasuk dalam naskah terbaik, dan aku berhak mendapat mukena. Rasanya bahagia sekali. Tak sabar menerima hadiah impian.
Esoknya, mukena benar-benar kuterima. Namun, tak pernah menyangka sedikit pun, kalau ternyata pengirim mukena bukan pihak penyelenggara lomba menulis. Aku telah salah mengirimkan naskah.
Tulisanku yang berisi rayuan untuk mengikuti lomba, diterima seorang lelaki yang telah lama menyimpan rasa padaku. Begitu dia menerima naskah dan data lengkapku, langsung saja dia berusaha mengirimkan mukena sesuai gambaran dalam naskah yang kukirim.
Bagaimana mungkin aku salah memasukkan alamat email? Bagaimana bisa email itu masih tersimpan? Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku.
Dalam paket kiriman mukena itu terlampir juga selembar kertas bertuliskan ungkapan perasaannya.
[Terima kasih sudah berkenan mengirimkan tulisan indah. Membacanya membuat saya hanyut dalam rayuan itu. Membayangkan andai saya yang mendapat kesempatan indah dirayu oleh gadis cantik seperti Anda.
Mungkin Anda tak pernah menduga, jika saya telah lama menanti saat-saat indah untuk bisa mengungkapkan rasa ini. Saya telah lama mengenal Anda, sebaliknya juga Anda telah mengenal saya. Namun, kita belum diberi kesempatan untuk bisa mengenal lebih dekat.
Sudah lama saya menyimpan rasa ini. Hanya doa yang bisa saya langitkan untuk bisa mengungkapkannya. Berharap sang pembuat hati akan memberi kesempatan kita bicara dua hati.
Tibalah saatnya, ketika menerima email dari Anda, ada denyar yang harus saya jabarkan. Saya berusaha mendapatkan mukena sebagaimana Anda menggambarkan. Melalui kiriman ini, sudilah menerima perasaan yang saya sertakan. Sungguh besar harapan saya ini sebagai pembuka jalan agar Anda bisa menerima perasaan saya.