Mohon tunggu...
Anya Prilla Azaria
Anya Prilla Azaria Mohon Tunggu... Lainnya - Life enthusiast.

INFJ. Someone who loves psychology and philosophy. anya.prillaazaria14@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stoikisme dalam Secercah Asa

8 April 2023   11:48 Diperbarui: 8 April 2023   11:49 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal yang saya sadari saat ini setelah menikah bahwa pemikiran tersebut tidak sepenuhnya benar. Bahwa kita harus survive untuk bisa bahagia dengan jalan kita masing-masing tanpa terlalu ingin untuk mendapatkan kebahagiaan dari orang lain. 

We can provide our own happiness

Ada beberapa prinsip Stoikisme yang bisa kita coba untuk aplikasikan dalam kehidupan kita di masa sekarang ini. Bagi Anda yang mungkin saat ini sedang bingung, resah, galau, ataupun sedang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan di kepala, mungkin hal-hal ini bisa menginspirasi Anda.

1. Ada banyak hal yang tidak sepenuhnya bisa kita kontrol

Kontrol. Sumber: https://pixabay.com/id/photos/berteriak-anak-gadis-rakyat-1819736/
Kontrol. Sumber: https://pixabay.com/id/photos/berteriak-anak-gadis-rakyat-1819736/

Sebagai manusia, jujur saya juga sering untuk berusaha mengontrol sesuatu yang faktanya tidak bisa sepenuhnya saya kontrol. Sebagai contoh, harapan. Saya dulu pernah bermimpi untuk diterima S1 pada jurusan teknik kimia di Universitas Indonesia. Namun setelah berjuang sampai akhir, saya pun belum bisa untuk mendapatkan mimpi tersebut. 

Atau contoh lain, ketika ada anggota keluarga yang sakit, dan sebagai anggota keluarga sudah berjuang untuk mencari pengobatan terbaik. Namun, pada akhirnya harus meninggal. Atau mungkin, di Indonesia sudah sangat kental dengan budaya mengomentari kehidupan orang lain. Kita tidak bisa menghentikan komentar orang lain dengan menutup mulut mereka masing-masing. Hal-hal tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa kita kontrol .

Hal ini juga mengantarkan hal-hal tersebut pada sikap surrender, yang pernah saya tulis sebelumnya, yaitu Memaknai Arti 'Surrender' dalam Hidup. Bahwa sebaiknya kita fokus pada apa yang bisa dikerjakan dan bukan apa yang bisa diharapkan. Tidak dipungkiri, ekspektasi sangat penting, tapi harus diingat bahwa ekspektasi yang berlebihan akan mengantarkan pada kekecewaan.

2. Mencoba menerapkan mindfulness

Mindfulness. Sumber: https://pixabay.com/id/photos/yoga-wanita-danau-di-luar-rumah-2176668/
Mindfulness. Sumber: https://pixabay.com/id/photos/yoga-wanita-danau-di-luar-rumah-2176668/

Mindfulness yang berarti kesadaran. Bagi saya, ini merupakan hal yang paling sulit untuk dilakukan. Bagaimana agar kita bisa fokus dan sadar dengan apa yang saat ini sedang dihadapi, tanpa perlu memikirkan hal-hal yang akan terjadi ke depannya. Bagi orang dengan kepribadian intuitif seperti saya, saya terbiasa untuk selalu membuat asumsi di kepala untuk hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Hal ini bisa berdampak baik dan sekaligus bisa buruk untuk diri kita sendiri.

Dampak baiknya, kita selalu bersikap waspada akan peristiwa yang mungkin akan terjadi di masa depan. Dampak buruknya, kita akan selalu memikirkan hal terburuk dari suatu skenario Tuhan. Yang pada akhirnya membuat kita selalu tidak bisa hidup tenang dan bahagia.

Saya merasa mindfulness ini bisa menjadi salah satu obat untuk menyembuhkan pemikiran yang sudah terpatri lama seperti ini. Dan bisa berusaha untuk mensyukuri segala yang Tuhan berikan, bukan apa yang Tuhan belum berikan.

3. Yakinkan emosi tersebut berasal dari diri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun