Mohon tunggu...
Sahab Anwar
Sahab Anwar Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalau mau menunggu sampai siap, kita akan menghabiskan sisa hidup kita hanya untuk menunggu.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu dan jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi

5 Mei 2020   04:06 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:04 2849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi (unsplash/inaki del olmo)

Weber dengan definisi sosialnya lebih menekankan perhatiannya pada proses pendefinisian realitas sosial, dan bagaimana orang mendefinisikan situasi, baik secara intrasubjektif sehingga melahirkan tindakan-tindakan tertentu sebagai akibatnya.

Teori interaksionisme simbolik yang merupakan tindakan manusia dalam menjalin interaksinya dengan sesama anggota masyarakat. 

Penjelasan-penjelasan teoritik itu selalu asumsi itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.      Makhluk manusia bertindak kea rah berbagai hal atas dasar makna yang dimiliki hal-hal itu bagi mereka.
2.      Makna hal-hal tersebut muncul dari interaksi sosial antara seseorang dengan kawannya.
3.      Makna hal-hal itu diambil dan dimodifikasi melalui sebuah proses interpretative yang digunakan perorangan dalam hubungannya dengan hal-hal yang dihadapinya.

Baca juga : Permasalahan Pembelajaran Daring di Era Pandemi dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan

Helbert Blumer mengatakan ada tiga prinsip utama asumsi atau premis interaksionisme simbolik yaitu :

  • Manusia bertindak terhadap suatu benda, kejadian atau fenomena tertentu atas dasar makna yang dimiliki benda, kejadian atau fenomena itu bagi mereka.
    Makna suatu benda, kejadian atau fenomena muncul sebagai hasil interaksi sosial manusia satu dengan yang lainnya.
    Makna suatu benda, kejadian atau fenomena tidak melekat pada benda, kejadian atau fenomena itu sendiri, melainkan tergantung pada orang-orang yang terlibat dalam interaksi itu dan makna itu dimodifikasi dalam proses interpretasi yang digunakan oleh seseorang untk menghadapi benda, kejadian atau fenomena baru lainnya.

Perspektif ini berpendapat bahwa manusia itu merupakan makhluk kreatif dan dapat menerjemahkan symbol-simbol yang diterimanya. Anggota masyarakat dapat memberi makna yang berbeda-beda ketika mendengarkan dakwah seseorang.

C.    Teori Pertukaran
      Teori pertukaran (Exchange Theory) merupakan salah satu teori sosiologi yang bernaung dibawah paradigma perilaku sosial. Tokoh paradigma perilaku sosial adalah B.F. Skinner dengan karya tulis untuk menuangkan teorinya itu Beyond Freedom And Dignity.

Teori pertukaran sosial ini tampak sangat menekankan pertimbangan untung rugi bagi interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain dalam masyarakat.

Asumsi-asumsi yang mendasari teori perilaku sosial adalah sebagai berikut :

Manusia pada dasarnya tidak mencari keuntungan maksimal tetapi mereka selalu ingin mendapatkan keuntungan dari interaksi dengan orang lain.

Manusia tidak bertindak secara rasioanal sepenuhnya tetapi dalam setiap interaksinya dengan manusia cenderung berpikir untung rugi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun