Berakhirnya hubungan Tita-Adit adalah sempat yang diperkirakan Adam sebagai tanda alam bahwa ia harus melakukan sesuatu. Berbekal keberanian, Adam datang menghampiri Tita ke Paris menyuguhkan kepastian. Hal itulah yang memang dibutuhkan Tita. Perpisahannya dengan Adit beralaskan ketidakpastian hubunggan, tetapi kepastian itu jutru datang dari orang yang berbeda. Meski pelan, Tita pun mengembalikan curahan rasa yang diberikan Adam kepadanya. "Tita memang mau menikah, tapi Tita maunya sama Adit", begitulah kumpulan kata yang dihujamkan kepada Adit.
Dari film ini, dijelaskan bahwa langkah yang diambil Adam dari awal sudah berisiko. Begitulah kiranya maksud dari perjuangan dengan risikonya. Jika Adam tidak bergerak mendekat, ia pun tak pernah tahu balasan akhir yang akan diterima dari seorang Tita. Meskipun tidak sesuai harapan, Adam puas bahwa perjuangannya terjawab, ia harus berhenti.
Akan tetapi, nyatanya langkah Adam tidak begitu saja terhenti. Bantuannya membuat Tita dan Adit bertemu kembali. Kebaikan yang mungkin saja menyakitinya sengaja ia berikan demi kebahagiaan Tita, sahabat yang ia sayang. Usahanya pun berhasil. Adit tidak lagi menutup diri kepada Tita. Ia tetap menyebalkan, egois, jarang romantis, dan pemarah, tetapi malam itu, Adit mengutarakan kejujuran. Kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Adit adalah bius yang menenangkan Tita untuk kembali memeluk harapannya bersama Adit. Dari sini dapat dipetik bahwa komitmen saja tidak cukup, harus ada tindakan, harus ada kejujuran, dan kejelasan komunikasi agar hubungan yang dijalani tidak terhenti.
Kisah antara Adit, Adam, dan Tita menunjukkan bahwa cinta harus diperjuangkan apa pun risikonya. Cinta tidak hanya jalan di tempat saja, butuh pergerakan bersama menuju zona meski tidak aman, meski tidak nyaman. Selain itu, cinta boleh saja membuat orang menunggu, membuat orang merasa ragu, tetapi jangan melulu seperti itu. Diperlukan kepercayaan antara kedua pihak untuk mengikat rasa "butuh" dan "ingin" menjadi satu. Dengan begitu, ikatan yang terjalin tidak akan menyia-nyiakan waktu yang telah dihabiskan bersama.
Ingat, itu cerita di film. Semua ada jalan dan ceritanya masing-masing. Yang jelas, hubungan percintaan itu tidak bisa hanya dilandasi rasa saja, tetapi juga komitmen. Keduanya yang akan memperhalus jalan dalam membangun kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H