Sebab itu Islam memberikan solusi untuk itu bahwa selayaknya yang lebih ditekankan untuk memilih pemimpin dilihat atas kecakapan atau kemampuan ia dalam memimpin. Dengan memiliki keahlian dalam memimpin (leadership skill) ia mampu mengidentifikasi faktor penting, mampu melahirkan strategi jitu dengan implementasinya, dan mengantisipasi risiko dengan rencana penggatinya.
Pemimpin harus benar-benar bijaksana dan benar-benar dapat dipertanggungjawab, baik secara moral maupun secara formal. Akan tetapi, itu semua tidak berlaku jika seorang pemimpin tidak memiliki kesadaran diri untuk bertanggung jawab atas amanah jabatan yang diembankan atau dipercayakan kepadanya. Karena tanpa sifat tanggung jawab, maka roda kepemimpinan akan hancur dan akibatnya pun dapat berimbas negatif pada struktur kepemimpinan. Peran kepemimpinan disalahgunakan dan akan menyebar penyelewengan kekuasaan. Â
Sumber Gambar : aang_zaeni.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H