Mohon tunggu...
Anugrah Roby Syahputra
Anugrah Roby Syahputra Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Pegiat Forum Lingkar Pena. Penulis lepas. Buku a.l. Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bunuh Diri Bintang Korea dan Pancasila yang Melindungi Kita

2 Januari 2018   18:47 Diperbarui: 2 Januari 2018   18:53 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak dapat dipungkiri Korea Selatan, memang dikenal sebagai negara dengan salah satu angka bunuh diri tertinggi di dunia. Di sana bunuh diri bukanlah hal aneh. Seperti dilansir dari The New York Times, terdapat 14.160 penduduk Korea Selatan yang melakukan bunuh diri pada tahun 2012. Belakangan, menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, setiap 100.000 populasi Korea Selatan terdapat 24,1 orang yang melakukan bunuh diri. Angka ini membawa Korea Selatan kepada peringkat ke-10 dunia dan keempat di Asia dalam angka bunuh diri.

Apa yang kemudian patur jadi catatan kita? Sebuah riset yang dilakukan oleh Soo Ah Jang, dkk pada tahun 2016 lalu menyebut adanya kemungkinan kasus bunuh diri selebritas Korea menginspirasi kasus bunuh diri lainnya. Menurut Myung W, dkk umumnya peniru ini didominasi perempuan berusia 20-39 tahun. (tirto.id, 21/12/17). Naudzubillah. Tentu kita tak ingin tragedi keputusasaan semacam ini melanda republik tercinta.

Hari ini, saya melihat ada tagar #WeLoveYouBaekhyun di twitter. Ternyata personil EXO ini dihujat karena berkomentar soal depresi. Ah, sudahlah. Toh, semua ingin hidup bahagia tanpa pernah terpenjara atau disandera sesuatu yang seolah-olah adalah prestasi memesona.

Oleh karenanya, wajar saja bila ada saran penuh cinta untuk menyaring setiap budaya yang merasuk ke dalam tubuh tradisi Nusantara. Bukankah kita punya filter bernama Pancasila? Di situ ada nilai agama nan adiluhung yang jadi pedoman kita.

"It isn't what you have or who you are or where you are or what you are doing that makes you happy or unhappy. It is what you think about it." (Dale Carnegie)

Salam cinta,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun