Pada kesempatan itu, para pemuka agama memanfaatkan momen tersebut untuk mengislamkan penduduknya. Pemanfaatan musik dalam penyebaran agama (meskipun lebih dominan sebagai pengiring) nyatanya mampu menarik hati masyarakat.
Cara tersebut juga dilakukan ketika para wali memberikan ilmu serta berbagai petuah terhadap masyarakat, juga digunakan dalam berbagai upacara keagamaan seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau peringatan Isra Mi'raj (Daryanto, 2014:34).
Seiring berjalannya waktu, keberadaan musik-musik modern sedikit banyak mempengaruhi selera masyarakat Indonesia.
Munculnya genre-genre baru, secara positif memberikan banyak pilihan bagi masyarakat untuk menikmati musik, serta semakin membuat musik lekat dalam budaya masyarakat.
Tetapi, keberadaan musik-musik baru juga mengancam musik-musik tradisional dari berbagai daerah yang notabene menjadi media masyarakat mengenal musik.
Melihat kenyataan tersebut, maka tidak heran ketika musik-musik tradisional harus berinovasi dan bersaing dalam dunia musik yang perhalan-lahan sudah masuk ranah industri. Untungnya, banyak musisi-musisi yang kemudian sadar akan hal tersebut.
Berbagai kampanye musik tradisional banyak dilakukan, tentunya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya yang kita miliki.
Instrumen tradisional pun perlahan-lahan masuk dalam industri musik dan muncul berbagai inovasi untuk menggabungkan instrumen tradisional dengan musik modern. Sehingga tidak heran ketika banyak kolaborasi musik modern dengan instrumen tradisional.
Selain itu, keberadaan genre musik folks sedikit banyak membantu musik-musik tradisional bertahan dalam kepungan musik modern.
Musik folks (musik rakyat) yang memiliki arti luas dan banyak berkembang di skena musik indie memberikan tempat yang besar untuk instrumen-instrumen tradisional.
Sehingga, secara tidak langsung keberadaannya menjadi semacam agen bagi bertahannya musik tradisional di masyarakat.