Mohon tunggu...
Anugrah Rahmatulloh
Anugrah Rahmatulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Researcher

Ketika kita membaca, kita membuka jalan. Ketika kita menulis, kita berbagi cerita. Dan ketika kita berbicara, kita merawat ingatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Social Distancing, Antara Memutus Penyebaran Wabah dan Permasalahan Sosial Masyarakat

28 Maret 2020   12:52 Diperbarui: 28 Maret 2020   13:16 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi social distancing (sumber: health.gov.au)

Celakanya, beberapa media massa mengangkat hal tersebut ke permukaan hingga menimbulkan apa yang disebut oleh Graeme Burton sebagai Moral Panic. Hal tersebut menyebabkan banyaknya stigma negatif dari masyarakat terhadap pasien-pasien lain. 

Banyak mengaitkan dengan informasi yang tidak benar, ataupun membocorkan identitas pasien tanpa izin yang bersangkutan ataupun pihak-pihak terkait. 

Efek dari hal tersebut ialah banyak diantara pasien yang tertekan, bahkan hingga menangis dalam masa isolasi. Padahal WHO sendiri sudah mengaskan bahwa para pasien yang positif terkena Covid-19 harus diberikan dukungan secara mental. Tidak boleh ada istilah "korban Covid-19", "orang yang terkena Covid-19" ketika mereka sudah sembuh, sehingga dapat mengurangi stigma dan pengucilan.

Usaha memerangi Covid-19 ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya mengikuti anjuran pemerintah serta menjaga kesehatan, tetapi juga menjaga agar kondisi sosial masyarakat juga tetap terjaga. 

Perhatikan etika media massa ketika memberikan informasi, serta bersikap selektif terhadap berbagai informasi yang didapat dari berbagai sumber. Agar situasi di masyarakat lebih kondusif dan terkendali. 

Nampaknya, penggantian istilah Social Distancing menjadi Physical Distancing oleh WHO bisa lebih efektif untuk mengurangi aktivitas fisik tanpa mengurangi sikap sosial masyarakat. Sehingga, anjuran ini efektif untuk menghalau perkembangan virus yang semakin besar serta tidak ada lagi Social Distance dan stigma-stigma buruk terhadap pasien maupun orang yang diduga terkena Covid-19.

Sumber:

Burton, Graeme. 2005. Media and Society: Critical Perspectives. Berkshire: Open University Press

Center of Disease Control and Prevention. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Cases in the US, (diakses pada 28 Maret 2020 pada 09:27)

Santa Clara Valley Health & Hospital System. 2020. Information About Social Distancing. Public Health Departement, Santa Clara Valley Health & Hospital System.

Turner, Bryan S. 2006. The Cambridge Dictionary of Sociology. New York: Cambridge University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun