Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Pembuat Brownies

13 Juni 2024   14:20 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:19 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kau bisa membantuku mendapatkan hatinya?"

Waktu itu aku sempat terkejut dengan permintaan Arlene tersebut. Pertama, jelas karena kami baru beberapa bulan berkenalan. Kedua, rasanya aneh saja mendengar seorang gadis secara terang-terangan meminta bantuan untuk bisa jadian dengan laki-laki yang disukainya. Apalagi gadis itu seperti Arlene

Meski begitu, kuputuskan untuk menyetujui permintaannya. Tak susah sebenarnya. Karena Walter pun sebenarnya diam-diam menyukai Arlene. Yah, kurasa jarang sekali ada pria yang tidak jatuh suka pada Arlene. Meski parasnya tidak terlalu cantik, namun ada sesuatu dalam wajahnya yang membuatmu tak bosan menatapnya. 

Dia juga memiliki kepribadian yang menyenangkan dan pintar. Tambahan lagi Arlene pintar memasak. Arlene adalah sebuah kombinasi yang akan membuat banyak perempuan iri, begitu salah satu temanku berkata. Dan aku pun setuju dengan kata-katanya.  

Sayangnya hubungan Arlene dan Walter hanya bertahan satu tahun. Aku tak tahu apa penyebab putusnya hubungan mereka. Setelah resmi jadian, Walter memutuskan pindah dari kos. 

Arlene juga tak terlalu sering membicarakan pacarnya itu padaku. Yang kutahu, Arlene menelponku di di satu sore dan berkata kalau dia dan Walter sudah putus. Aku kemudian diminta menemaninya di teras kosnya. Menyanyikan beberapa buah lagu untuk menenangkan hatinya.

***

"Jadi, siapa laki-laki yang beruntung itu?" tanyaku setelah kami tiba di kedai. Travel bag milik Arlene teronggok begitu saja di sudut ruangan. Sementara pemiliknya tampak sedang menyandarkan tubuhny di salah satu sofa yang ada di ruangan. Sebuah bantal berbentuk hati sudah ada di pangkuannya.

"Namanya Rafael. Aku bertemu dengannya saat liburan kemarin. Kami satu pesawat, duduk bersebelahan. Saat itu ia mengenalkan dirinya sebagai wartawan yang sedang mendapat tugas liputan ke tempatku berlibur. 'Aku ditugaskan sendirian. Sungguh menyebalkan. Tapi untunglah aku diberi teman duduk yang cantik,' begitu katanya padaku."

"Lalu?"

"Kami mulai terlibat pembicaraan. Sebenarnya dia tak terlalu tampan. Tapi dia sangat menarik dan punya wawasan yang luas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun