Mohon tunggu...
Antria Khusnul Kh
Antria Khusnul Kh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat

Saya seorang yang menyukai hal yang berbau seniman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merangkul Keanekaragaman untuk Menciptkan Generasi Unggul Berbasis Pendidikan Multikultural di Indonesia

24 Juni 2024   17:44 Diperbarui: 24 Juni 2024   18:30 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persatuan Indonesia (Koleksi Pribadi)

Amruddin (2016) sendiri mengatakan dia mengutarakan arti pendidikan multikultural sebagai proses pendidikan yang berwujud pada kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan di mana memposisikan perbedaan itu sebagai hal yang biasa maka peserta didik menjadi terbiasa dan tidak mempersoalkan perbedaan untuk berinteraksi dan berteman, tidak menghiraukan perbedaan latar belakang suku bangsa agama, maupun adat dan istiadat yang ada di perbedaan budaya kita sendiri, agama dan aspek multikultural lainnya (Dera Nugraha, 2020)

Bukankah pernyataan-pernyataan di atas itu sudah seharusnya menjadi bagian dari pemikiran kita bahwa Indonesia itu perlu akan keberagaman budaya, adat dan istiadat, ras ,etnis dan agama.

Mungkin dengan kasus perbedaan dalam bangsa ini juga belum merata dan maksimal karena anak dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas, bisa menikmati layanan pendidikan yang sangat berkualitas. Sebaliknya masyarakat yang telah ekonomi rendah hanya bisa menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang tidak memerlukan biaya pendidikan besar, dengan fasilitas pendidikan yang sangat berbeda kesenjangan akses dan mutu pendidikan di Indonesia masih kontras terjadi (Aditomo dan Felicia, 2018)

Problem pembelajaran multicultural di Indonesia dianggap masih memiliki tantangan yang besar dalam perkembangan pendidikan di Indonesia 

Problem multkultural di negara Indonesia ini dapat difilter melalui pembelajaran atau pendidikan multikutural. Pendidikan multikultural melihat masyarakat secara lebih luas, berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap "indiference"dan "non-recognition" tidak hanya berakar dari ketimpangan struktur rasial, tetapi paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan, kemiskinan, penindasan, dan keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.

Paradigma seperti ini akan mendorong tumbuhnya kajian-kajian tentang "ethnic studies" untuk kemudian menemukan tempatnya dalam kurikulum pendidikan sejak dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan multikultural adalah sebuah bentuk pendidikan yang menerapkan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial-etnis, gender, kemampuan, umur, dan ras (Abdollah, 2023)

Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki keanekaragaman dalam suku, agama, ras, dan kelas social yang mana keanekaragaman itu juga dimiliki oleh berbagai Negara maju seperti Amerika, Australia, Inggris dan Negara maju lainnya. Walaupun memiliki berbagai perbedaan yang beragam, masing-masing negara memiliki latar belakang atau historical story yang berbeda dalam mengembangkan pendidikannya, yang mana latar belakang ini memberikan warna dalam menjalankan pendidikan multikultural disuatu Negara.

Mengapa banyak beranggapan seperti itu ?  Karena perbedaan ras ataupun budaya yang dari daerah lain itu sangat berbeda kebudayaannya dilihat dari keseharianya yang karakternya menjadi beda di daerah orang lain.

Apakah hal ini wajar di negara Indonesia sendiri? Ya hal ini sangat wajar sekali di Indonesia karena Indonesia sendiri memiliki keanekaragaman suku, budaya, adat istiadat, dan agama. Hal tersebut itu bisa menjadi pengaruh mengapa berpendidikan di Indonesia ini multikultural itu menjadi tantangan yang besar, dari perbedaan itu kita sering mendengar kasus-kasus pembullyan ataupun salah menyalahkan karena perbedaan.

Isu agama yang diangkat dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta lalu ternyata berdampak sampai ke dunia pendidikan. Hal tersebut salah satunya bisa kita ambil dalam kasus berikut:

Pada beberapa kasus, ada murid beragama Islam bersekolah di sekolah Kristen. Bahkan saat ini ada kasus murid Kristen bersekolah di madrasah ibtidaiyah (MI) yang merupakan sekolah dengan pelajaran secara kumulatif lebih besar agama Islamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun