Mohon tunggu...
Antria Khusnul Kh
Antria Khusnul Kh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat

Saya seorang yang menyukai hal yang berbau seniman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merangkul Keanekaragaman untuk Menciptkan Generasi Unggul Berbasis Pendidikan Multikultural di Indonesia

24 Juni 2024   17:44 Diperbarui: 24 Juni 2024   18:30 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persatuan Indonesia (Koleksi Pribadi)

Katanya pendidikan adalah ikhtiar yang paling fundamental dalam membangun bangsa lalu timbul pertanyaan ikhtiar apalagi yang harus kita lakukan?  sedangkan pendidikan Indonesia masih terpusat seputar otak otik kurikulum pemerataan akses pendidikan (equality), mutu pendidikan lulusan sekolah maupun perguruan tinggi yang melipung dengan menghadapi tantangan globalisasi.

Pernyataan itu saya ambil dari konten Bukalapak dari bapak Ai NurHidayat Pangandaran usia 4 tahun yang lalu 29 di 2024 ini beliau berusia 33 tahun , 4 tahun yang lalu beliau dan teman-temannya membangun komunitas yang mana komunitas tersebut membuka kelas terkait dengan multikultural.

Pendidikan merupakan bagian dari kegiatan kehidupan masyarakat dan berbangsa oleh karena itu kita bahasa Indonesia perlu pendidikan di dalam dunia, kegiatan pendidikan merupakan perwujudan dari cita-cita bangsa. Dengan demikian kegiatan pendidikan nasional perlu diorganisasikan dan dikelola sedemikian rupa supaya pendidikan nasional sebagai suatu organisasi dapat menjadi sarana untuk mewujudkan cita-cita nasional (Arifin, 2012).

Secara rinci cita-cita nasional yang terkait dengan kegiatan pendidikan telah dituangkan dalam undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi pese rta didik agar menjadi manusia yang beriman dan mata uang kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia berilmu, menghilangkan kebodohan, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Arifin, 2012).

Pendidikan multikultural adalah merupakan suatu gerakan pembaharuan dan proses untuk menciptakan lingkungan pendidikan setara dengan seluruh siswa. .

Sebagai sebuah gerakan pembaharuan istilah pendidikan multikultural masih dipandang asing bagi masyarakat umum mengapa karena banyak perdebatan-perdebatan yang menjadikan perbedaan di antara kita sendiri.

Bagi masyarakat umum bahkan menafsirkan terhadap definisi maupun pengertian pendidikan multikultural juga masih diperdebatkan di kalangan pakar pendidikan (Arifin, 2012)

Seperti pendapat Anderesen dan Cusher (1994) yang sebagaimanapun di kutip Mahfud (2008), bahwa pendidikan multikultural diartikan sebagai pendidikan mengenai keberagaman budaya.

Sedangkan Hernandez (1989) , mengartikan pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas sosial, politik, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan manusia yang kompleks dan beragam secara kultur, dan merefleksikan pentingnya budaya ras, seksualitas dan gender etnisitas, agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualian pengecualian dalam proses pendidikan (Arifin, 2012)

Dengan semakin jauh nya pendidikan maka semakin banyak juga tantangan yang harus di hadapi , maka dari kita dengan makhluk Tuhan yang paling di anggap makhluk yang paling sempurna, semestinya membesarkan Ikhtiar dalam berpendidikan, banyak orang yg bertanya Ikhtiar yang bagaimana lagi yang harusnya di lakukan dalam menjalankan tugas dalam berpendidikan di dunia, terutama di Negara kita sendiri yaitu negara Indonesia yang mana ikhtiar tersebut harus tidak ada batasan , karena menghadapi perbedaan dalam berpendidik, apa lagi peserta didik yang merantau perjalanan yang di tempuh 8 jam demi mendapatkan pendidikan dan mencari pengalaman itu sendiri di kota orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun