Penuh percaya diri, kamipun berangkat keruangan masing-masing. Setelah berputar-putar di areal Rumah Sakit peninggalan zaman Hindia Belanda itu, akhirnya saya menemukan juga ruangan Sadewa. Kepala ruangan sekaligus sebagai pembimbing telah menunggu, saya dan 5 orang lainya, merupakan 1 kelompok yang ditempatkan diruangan tersebut.
Selain perkenalan, kami juga di beri pengarahan. Pernyataan yang paling saya ingat, ketika pembimbing bicara, Anda kesini bukan untuk menertawakan prilaku pasien. Karena, mereka disini bukan untuk ditertawakan. Jika ada hal yang diluar kewajaran, anda dapat mengarahkan mereka sesuai konsep keperawatan jiwa. Kemudian beliau menambahkan, jangan pernah memberikan janji yang tidak bisa ditepati pada pasien.
Saya hanya mendengar dan melihat, tidak ada pertanyaan,tapi mengamati. Berada diruangan tersebut tidak seperti berada di Rumah Sakit. Tetapi seperti rasa dirumah yang menyerupai bangunan Eropa kuno, konon kabarnya bangunan tersebut berdiri sejak 1 juli 1882.
Dalam ruangan, ada meja makan, kursinya tertata rapi. Ditengah ruangan ada kursi sofa, didepan kursi sofa ada televisi. Sisi kiri dan kanan, terdapat beberapa kamar yang bersekat, tiap kamar ada tempat tidur, lemari dan fasilitas lainya. Arah pintu masuk, terdapat meja dan beberapa kursi, diatas meja ada beberapa file dan buku, sepertinya meja yang diatas ada buku tersebut adalah tempat menulis bagi Perawat dan Dokter.
Dikursi sofa saya melihat ada 2 orang yang lagi duduk sambil menonton, keduanya perempuan, yang satu masih muda dan satunya lagi kelihatan tua. Di depan televisi, ada seorang pemuda yang mondar-mandir.
Diluar ruangan, seorang petugas berseragam putih sedang ngobrol dengan pasien, mereka kelihatan akrab, saya tidak tau apa yang mereka bicarakan. Singkat kata, berada disitu tidak seperti berada di Rumah Sakit Jiwa.
Hari pertama mengesankan. Saya berusaha beradaptasi dan sesekali senyum pada orang-orang yang ada dalam ruangan.
Dihari kedua. Saya dapat tugas dari pembimbing untuk menegakan diagnosa keperawatan pada Tn.N selanjutnya rencana keperawatan apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi diagnosa tersebut.
Pembimbing menegaskan, saya dan kawan-kawan dilarang melihat data pasien yang ada di file, tapi harus menggali langsung ke pasien yang telah ditentukan tersebut. Seluruh tindak tanduk kami selama berinteraksi dengan pasien akan diawasi. Apabila ada yang tidak bisa dipahami, silahkan tanya langsung pada beliau, ungkap pembimbing.
Saya sedikit gugup dengan tugas yang diberikan, sekilas tentang latar belakang Tn.N diberi tau oleh pembimbing, bahwa Tn.N jarang keluar kamar, orangnya termasuk sulit berinteraksi dengan lingkungan. Jika saya mampu menggali data subjektif dari dia, itu sudah kemajuan besar. Lalu, saya diminta menjalankan proses keperawatan sesuai dengan konsep. Jika ada hal yang tidak penting, diluar Asuhan Keperawatan, tidak usah dilakukan.
Saya datangi kamar Tn.N, lalu mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, Â serta berusaha membangun trust (hubungan salaing percaya). Tn.N hanya menunduk dengan pandangan kosong, tidak memberikan respon apa-apa. Karena, dia belum bisa mempercayai orang baru.