Mohon tunggu...
Anton Suparyanta
Anton Suparyanta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis+Editor Buku; -kiperbukulejen Detik Detik UN- xixixixiixixixiiiiiiii.....

Selalu belajar. Ikuti proses. Panen sukses. =========== yuuukkkkk, direviuuu buku saya ini! cocok utk konten en proyek merdeka belajar. BUKA Buku Baca Buku Cuan Resensi (Diandra, 2022) JENAMA dan Jemawa, selilit esai dan kritik sastra (Beranda Intrans Publishing, 2023)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyali "Ngrukti" Jenazah dengan Kasih

7 Mei 2023   12:24 Diperbarui: 7 Mei 2023   12:45 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sharing nyali untuk merawar jenazah (dok.pri)

“Eyang, maaf, ya, tangan ini saya luruskan dulu. Ini nekuk. Biar kaus Eyang gampang dilepas. Dan Eyang segera dimandikan. Nah, bener begini Eyang. Ganteng sekali, Eyang. Begini kan enak to, Eyang?”

Inilah sekelumit contoh omong-omong dengan jenazah yang dituturkan seseorang petugas dari Tim Kerja Pangruktilaya (perawat jenazah) ketika memandu pelatihan merawat jenazah. Anehkah? Seberapa pentingkah materi ini? Untuk bekal hidup “masa depan” ini tidak cukup dilisankan, tetapi harus ditulis. Suatu saat pasti dibaca kembali untuk praktik.

Saya paham untuk lietrasi prosedur merawat jenazah setiap agama memiliki aturan main. Islam, Hindu, Budha, Konghucu, Kristen, Katolik, dan penganut aliran kepercayaan punya prosedur tekstual secara khusus. Nah, kali ini secara Katolik, perawatan jenazah pun tak semestinya harus saklek dipasrahkan ke rumah sakit. Bagaimana literasinya jika seseorang meninggal di rumah duka? Teks proseduralnya seperti berikut.

Th. Agung Retno, orasi untuk literasi perawatan jenazah (dok.pri)
Th. Agung Retno, orasi untuk literasi perawatan jenazah (dok.pri)

Pendampingan Orang Sakit/Pasien dalam Sakaratul Maut

Bagaimana mengenali pasien yang menghadapi kematian yang hampir tiba? Ada 8 tanda sakaratul maut: 1)napas mulai tidak teratur yang dibarengi suara grok-grok; 2)pupil mata mulai melebar dan membesar, reaksi melemah sampai maksimal dan tidak ada reaksi; 3)tekanan darah berangsur menurun; 4)denyut nadi meningkat, lama-kelamaan menurun dan terasa tidak jelas; 5)ujung jari tangan dan kaki terasa dingin. Apabila pasien sebelum meninggal suhu tubuhnya tinggi, tidak serta merta ujung jari tangan dan kaki dingin; 6)kulit tampak kebiruan/pucat dan ujung kuku kebiruan; 7)rasa nyeri hilang; 8)pandangan mata kabur. Menurut Jeng Agung, nomor 7 dan 8 tidak selalu ditemui.

Tahap-Tahap Kematian

Secara garis besar, ada 3 tanda kematian, yakni 1)pasien tidak sadar; 2)semua reflek negatif, pupil mata melebar maksimal dan tidak ada reaksi; 3)tidak ada pernapasan, tidak ada denyut nadi/detak jantung.

Secara umum ada 5 tahap kematian.

1. Tahap Penolakan: pasien biasanya bicara tidak karuan, mengatakan hal-hal tidak mungkin, bicara tidak nyambung, tak mau diberi tahu, tak mau mendengarkan orang lain, melarikan diri dari hal yang didengarnya.

2. Tahap Marah: cenderung emosi dan marah-marah, sering mengumpat, bicara kotor, menyalahkan dan mencela orang lain, bisa dikata emosi tak terkendali.

3. Tahap Tawar-menawar: berusaha menawar waktu memohon untuk dapat hidup lebih lama. Disarankan apabila pasien memiliki permintaan terakhir dan memungkinkan, mohon dipenuhi.

4. Tahap Depresi/Murung: tampak sedih, diam/tidak banyak bicara, tak berdaya, menangis, senang bila ditunggui banyak orang.

5. Tahap Menyerah/Menerima Kematian: mulai tenang, menerima segalanya yang akan terjadi.

Perawatan Jenazah

Perawatan jenazah ini dilakukan pada pasien yang sudah meninggal. Ada 5 prinsip, maksud dan tujuannya: 1)supaya jenazah bersih (menghindarkan cairan tubuh keluar dari tubuh dan layak untuk dirawat; 2)memberi kesan indah, jenazah bersih, cantik, ganteng saat penghormatan terakhir; 3)menghilangkan kesan seram dan menakutkan; 4)memberi kepuasan dan kebanggaan keluarga; 5)memperlakukan jenazah dengan hormat seolah-olah sebagai orang yang masih hidup.

Persiapan Perawatan Jenazah

Alat-alat yang dipersiapkan yakni 1)baju/scot untuk petugas, sarung tangan dan masker; 2)pakaian untuk jenazah (misalnya baju dalam, kaus tangan, kaus kaki, sandal/selop/sepatu/perhiasan; 3)isolasi/plester bening; 4)kapas lemak dan pinset; 5)perlengkapan untuk memandikan (sampo, sabun, sikat gigi/kain kassa untuk gosok gigi, pasta gigi, cairan pencuci mulut, gunting, cukuran, hairdryer, sisir, alat make up, 2 handuk, 2 washlap); 6)perlak; 7)dua waskom (jika tidak ada tempat untuk memandikan dengan air mengalir); 8)diapers/pampers; 9)roll kassa; 10)kain jarik; 11)sisir kecil/gelas; 12)spuit 10 cc; 13)rosario.

Cara Kerja

Setelah pasien dinyatakan meninggal oleh dokter atau paramedis, diberi waktu tunggu 2 jam terlebih dulu.

1. Jika menggunakan alat-alat kesehatan, saatnya dilepas dulu.

2. Awali dengan doa, mohon bimbingan Tuhan.

3. Memperlakukan jenazah dengan hormat seolah-olah sebagai orang yang masih hidup.

4. Kenakan alat-alat petugas (scort, sarung tangan, masker).

5. Melepas pakaian jenazah, dilanjutkan memandikan cara Rumah Sakit, yakni badan tertutup (baju/apa saja yang ada), awali dengan gosok gigi dulu, cuci rambut, bersihkan, cuci muka, keringkan. Beri kapas lemak pada kedua lubang hidung, jangan sampai kelihatan (disesuaikan).

6. Mandikan tangan, bergantian, disabun, bilas, keringkan.

7. Mandikan dada, disabun, bersihkan, keringkan, tutuplah bagian dada dengan kain kering.

8. Mandikan kaki yang jauh dari petugas, disabun, keringkan, lakukan kaki yang satunya.

9. Bersihkan kemaluan, disabun, keringkan.

10. Ganti air.

11. Miringkan ke kiri.

12. Mandikan punggung, disabun, keringkan, beri kapas lemak pada anus, vagina, penuh, tidak kelihatan (disesuaikan).

13. Telentangkan, keringkan rambut, pakaikan baju daleman, lalu baju luar, kaus tangan, dan kaus kaki.

Praktik memandikan bagian wajah jenazah (dok.pri)
Praktik memandikan bagian wajah jenazah (dok.pri)

Rias Jenazah

Buatlah wajah menjadi bersih dan segar, tidak kusam dan tidak pucat. Persiapkan alat: kapas, pembersih wajah (milk cleancer dan toner), pelembap, alas bedak, bedak, saput bedak/spons bedak, sisir, sisir bedak, eyeshadow, pensil alis, blush on, lipstik beberapa warna, jepit rambut, peniti, hairdryer.

Urutan kerjanya: bersihkan wajah sampai leher atau dada atas dengan pembersih dan rambut wajah yang lain; oleskan pelembap, alas bedak secukupnya sampai dada atas; bedaki dengan bedak padat sampai rata; berikan eyeshadow lembut/natural, bentuk/warnai garis mata atas bawah. Beri blush on pada kedua pipi, bedaki lagi dengan bedak tabur. Oleskan lipstik sesuai warna baju yang dipakai; sisiri rambut sesuai keinginan, rapikan, beri hairspray; bereskan dan rapikan alat.

Pengelolaan Jenazah Berpenyakit Menular, Infeksi, dan Berbau

Lakukan 8 langkah ini. 

1)Setiap luka harus diplester rapat. 2)Tutup semua lubang tubuh dengan plester kedap air. 3)Petugas memakai pelindung: masker mulut; sarung tangan karet (untuk penyakit menular, kudu dobel), apron/celemek plastik untuk pelindung tubuh dalam sikon tertentu. 4)Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi bahan disinfektan. 5)Sampah dan bahan terkontaminasi dilakukan sesuai dengan tujuan mencegah infeksi. 6)Pembuangan sampah dan bahan terkontaminasi dilakukan sesuai dengan tujuan mencegah infeksi. 7)Setiap percikan atau tumpahan darah di permukaan segera dibersihkan dengan larutan disinfektan, misalnya klorin 0,5%. 8)Peralatan yang digunakan kembali harus diproses dengan urutan: dekontaminasi, disinfeksi, dan sterilisasi.

Praktik memplester luka/infeksi jenazah di bagian belakang tubuh (dok.pri)
Praktik memplester luka/infeksi jenazah di bagian belakang tubuh (dok.pri)

Penataan Jenazah di Peti

Ada 6 urutan dasar. 

1)Cek kesiapan peti jenazah sebelum memasukkan jenazah: kasur/alas, bantal, guling. 2)Untuk jenazah korban kecelakaan dan berpenyakit dalam (diabetes, liver, asites, bengkak): ditambahkan alas plastik atau lainnya yang kedap air. 3)Untuk menyerap bau kurang sedap, berilah kopi/teh atau penyerap bau lainnya (jangan tampak mengotori), daun pandan wangi yang diiris tipis dan diletakkan di dasar peti jenazah. 4)Untuk menghindari semut, dapat ditaruh kamfer di bawah kasur peti dan di setiap kaki meja/bangku tempat peti jenazah. 5)Memasukkan properti yang telah ditentukan keluarga (Alkitab, buku kesukaan, atau kacamata, jam tangan dst). 6)Merias peti jenazah.

Penataan Ruang Jenazah (dan Properti Lain)

Pada dasarnya penataan peti dan ruang peti jenazah adalah seni. Setidaknya, perhatikan prinsip dasar berikut ini. 

1)Peti jenazah sebaiknya diletakkan di posisi yang tidak mengganggu alur pelayat yang hendak memberi penghormatan dan perhatian. 2)Terjangkau oleh mayoritas pelayat (tidak terlalu tinggi). 3)Properti peti dan ruangan: salib, lilin, foto, bunga dan aksesoris lain. 4)Cahaya ruang yang cukup. 5)Sirkulasi udara cukup.

Th. Agung Retno menutup materi dengan mencukil nas dari Lukas 15:32, “Jadi, seharusnyalah bersuka ria dan bersukacita, karena saudaramu ini adalah orang mati, tetapi dia sudah hidup kembali, dan dialah yang terhilang, tetapi dia sudah kutemukan.”

Yups, ngrukti jenazah dengan bahasa kasih! Seberapa tangguh nyali Anda? ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun