1)Cek kesiapan peti jenazah sebelum memasukkan jenazah: kasur/alas, bantal, guling. 2)Untuk jenazah korban kecelakaan dan berpenyakit dalam (diabetes, liver, asites, bengkak): ditambahkan alas plastik atau lainnya yang kedap air. 3)Untuk menyerap bau kurang sedap, berilah kopi/teh atau penyerap bau lainnya (jangan tampak mengotori), daun pandan wangi yang diiris tipis dan diletakkan di dasar peti jenazah. 4)Untuk menghindari semut, dapat ditaruh kamfer di bawah kasur peti dan di setiap kaki meja/bangku tempat peti jenazah. 5)Memasukkan properti yang telah ditentukan keluarga (Alkitab, buku kesukaan, atau kacamata, jam tangan dst). 6)Merias peti jenazah.
Penataan Ruang Jenazah (dan Properti Lain)
Pada dasarnya penataan peti dan ruang peti jenazah adalah seni. Setidaknya, perhatikan prinsip dasar berikut ini.
1)Peti jenazah sebaiknya diletakkan di posisi yang tidak mengganggu alur pelayat yang hendak memberi penghormatan dan perhatian. 2)Terjangkau oleh mayoritas pelayat (tidak terlalu tinggi). 3)Properti peti dan ruangan: salib, lilin, foto, bunga dan aksesoris lain. 4)Cahaya ruang yang cukup. 5)Sirkulasi udara cukup.
Th. Agung Retno menutup materi dengan mencukil nas dari Lukas 15:32, “Jadi, seharusnyalah bersuka ria dan bersukacita, karena saudaramu ini adalah orang mati, tetapi dia sudah hidup kembali, dan dialah yang terhilang, tetapi dia sudah kutemukan.”
Yups, ngrukti jenazah dengan bahasa kasih! Seberapa tangguh nyali Anda? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H