Kucoba tulis, ukiran air
lalu kubaca tetesan-tetesannya,
Yang dingin dan beku;
pastinya ini "tetesan sang air"!
Kucoba baca setetes...
"tiada kristal es, selain air..., dan aku utusan-Nya"
Cimahi (Kebun Kopi)...,
Matahari belum lagi penuh bersimuka,
tapi bulan masih menggantung,Â
dan benderang sungguh!
Dingin dan kabut bersaing dengan
bising dan asap yang membesut
 lintas aspal terparut...
Ini kota beraroma sibuk,
sedang aku masih dibekuk tekad tak bertekuk
Kini bulan t'lah mulai tampak luruh
enggan tuk teguh bersikukuh,
dengan silam kelam nan angkuh!
Kudaki pijak tangga penyeberangan pertama,
tampak lantainya mulai keropos,
menyeruak aroma asal terobos,
enggan peduli pada apa yang akan lolos...
Yang penting 'tlah terima ongkos,
'tuk penuhi pundi yang tak pernah kenalÂ
rendanya mental jongos,
alibi pun lantas lantakkan etos,
tonjolkan eros polos yang tetap mrongos.
Mestinya hidup memang berporos,
agar tak lantak diterpa boros;
tapi poros tlah lama dihabisi oleh thanatos
sejak kau bertiwikrama jadi macan eros.
Bandung di mana kau kini berporos?
aku hanya mencium bau ban gembos
yang melengos tuk tolak silam yang tinggalkan remah "nelongso"
tuntasan masa lalu yang menduaÂ
jadi bayang buram erosmu
Ku ingat kala jalan melintas di
ranah kadungora tepat di muka saung asep strowberry,
di tengah pekat sekitar nan subur menghijau,
tumbuh pohon tunggal kekar nan tinggi bak hendak capai langitÂ
yang sayangnya meranggas...
nyaris seluruh daunnya habis terkuras
mungkin sang akar kurang dalam menderas
asi di dasar susu sang ibu bumi
entahlah!
satu-satunya keindahan yang dapat kuretas
hanyalah latar belakang rangkaian gunung menghijau yang kontras
dengan kesendirian mu yang meranggas lepas ke langit nan luas,
ya...hanya kontraslah yang jadi cantiknya paras...Â
Bandung,
mungkin itu sang prabu Siliwangi yang menghembuskan nafas
hasratnya yang terlepas...
padaku yang hidup terpaksa bebas,
sebagaimana beliau terpaksa 'ngahiyang' (menghilang dari pentas),Â
aku pun jadi korban kutuk tuk senantiasa 'ngaliling'!
mungkin bisik hasratnya agar kau tak meranggasÂ
dalam eros kekinian yang kian ganas!
mengemas karat emas dan memicu cemas!
Â