Mohon tunggu...
Antonius Ruron
Antonius Ruron Mohon Tunggu... Guru - Guru Penjas Sekolahan

You'll never write alone

Selanjutnya

Tutup

Diary

Guru Penjas Menjadi Dosen Pendidikan Biologi?

24 September 2024   14:04 Diperbarui: 24 September 2024   14:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi Antonius Ruron

Kalau judul cerita yang tertulis di atas juga menjadi pertanyaan teman-teman maka kita sama. Pertanyaan itu sudah ada di kepala saya sejak proses pendaftaran hingga diterima kerja bahkan sampai sekarang. Ini benar-benar mewakili kebingungan saya, hal-hal seperti "mata kuliah apa yang bisa saya ampuh, apakah nanti saya mampu dan tidak kesulitan, dan memangnya ada kaitan antara permainan bola besar dan sistem pencernaan?"

Tercatat sejak Maret 2021 hingga Juli 2024 menjadi guru penjas di SMP Negeri 1 Lewolema Kabupaten Flores Timur dan kini menjadi dosen pada Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi Universitas Timor (Unimor) Kabupaten Timor Tengah (TTU) adalah perjalanan karir yang cukup unik buat saya pribadi. Seharusnya karena sudah di tingkat menengah pertama/SMP maka ke Sekolah Menengah Atas (SMA) dulu sebelum ke Perguruan Tinggi. Biar urutannya sesuai. Bukan begitu juga yah.

Saya mengiktui tes cpns Kemdikbud tahun 2023 untuk formasi dosen dan memang formasi yang terpilih sesuai latar belakang pendidikan. Formasi sesuai ijasah, S2 Pendidikan Jasmani penempatan di Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unimor.

Dok. Pribadi Antonius Ruron - Mendampingi UKM Futsal Putri Unimor
Dok. Pribadi Antonius Ruron - Mendampingi UKM Futsal Putri Unimor

Sepertinya memang dua "iklim" yang berbeda. Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Biologi. Bagaimana rasanya, apakah memang benar ada hubungan permainan bola besar dan sistem pencernaan sehingga butuh tenaga pengajar lulusan pendidikan jasmani? Tapi ini urusan kampus ya, pasti ada perencanaan yang lebih jauh ke depan. saya mau cerita saja bagaimana perbedaan yang saya rasakan antara pekerjaan dulu dan sekarang.

Setelah menjadi dosen membuat saya merasa menjadi lebih tua. Bukan beban kerja yang berat, tetapi karena belum terbiasa disapa dengan sebutan "bapa". Aneh saja rasanya. Apalagi kalau disapa "bapa dosen". Dulu bocah-bocah cilik di SMP dengan santai panggil saja "Pak, Pak eh," sekarang "bapa".

Dok Pribadi Antonius Ruron - Mengikuti turnamen futsal Himaster Cup 1 Unimor
Dok Pribadi Antonius Ruron - Mengikuti turnamen futsal Himaster Cup 1 Unimor

Begitu juga ketika mendapat pesan whatsapp (wa) dari siswa dan mahasiswa juga berbeda. Anak -- anak SMP dulu biasanya kalau wa pesannya kira kira seperti ini "Mlm pa, besok senam kah" Sesederhana itu. Kalau mahasiswa topiknya lebih berat. Paling sering masuk di wa seperti ini

"Selamat siang bapa dosen. Mohon maaf menganggu waktunya saya atas nama Bartolomeus Laurensius Miten, NPM 329078XX hari ini tidak sempat mengikuti kuliah karena sakit (Bisul). Terima kasih bapa"

Pesan dengan kalimat yang sama tapi identitas berbeda biasanya muncul 30 menit sebelum perkuliahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun