Mohon tunggu...
Antonius Ruron
Antonius Ruron Mohon Tunggu... Guru - Guru Penjas Sekolahan

You'll never write alone

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Final Gala Siswa PGRI Cup - Guru dan Masyarakat Menikmati Prestasi Siswa

20 Mei 2022   14:55 Diperbarui: 20 Mei 2022   16:18 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi yang lain, para pemain SMPN 2 Adonara, ada tidur terlentang di tanah, beberapa lagi menunduk, menutup wajah dengan baju,  beberapa lagi terlihat menitihkan air mata. Para supporternya sebagian terlihat terdiam, dengan tatapan kosong, namun sebagian lagi memberi tepuk tangan, berteriak memberi semangat kepada anak-anak.

Supporter dari sekolahnya sendiri malah lebih keras bernyayi, menyalakan smoke bomb, dengan asap tebal berwarna biru.

Suporter Spendu Terus Memberikan dukungan. Dokpri
Suporter Spendu Terus Memberikan dukungan. Dokpri

Merinding menyaksikan gairah sepak bola yang sangat kental, dengan dua emosi yang berbeda terjadi bersamaan dalam satu lapangan.

Ketika peluit panjang dibunyikan, moment solidaritas penuh cinta terjadi. Pemain kedua tim saling berpelukan, kedua offisial tim pun bersalaman, para supporter turut memberikan pelukan kepada pemain, memberikan semangat dan juga ucapan selamat.

Sepuluh menit berlalu, terlihat tidak ada lagi yang meratapi kekalahan, semua bernyanyi bersama, memberikan terima kasih kepada Masyarakat Badu, setiap tim diberikan Hadiah, Medali dan juga piala. Semua bersatu merayakan kemenangan.

Kisah tentang final tidak berakhir di lapangan, ketika pulang ratusan motor supporter sudah menunggu untuk melakukan konvoi juara. Dan hari ini Tim SMP Negeri 2 Adonara Timur disambut dengan tarian di tanah mereka sendiri. Sangat layak mereka disambut seperti pejuang yang kembali dari area pertarungan.

Demikian indahnya sepak bola, nikmat yang patut disyukuri. Jika ruang kreasi tetap diciptakan oleh guru, maka siswa akan merdeka untuk menemukan, kemudian berprestasi khususnya di jalur sepak bola. Jika panggung itu ada, maka Guru, orang tua, keluarga, bahkan masyarakat secara umum turut menjadi penikmat panggung prestasi peserta didik.

Sampai jumpa lagi nona manis penjual manisan pinggir lapangan, sampai bertemu kembali mama-mama penjual kopi hitam, om sopir dan konjak yang sibuk bolak-balik antar supporter, kita bertemu lagi tahun depan.

Salam Sepak Bola !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun