Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Menyembelih Hewan Qurban

24 Juni 2023   11:57 Diperbarui: 27 Juni 2023   09:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hewan Qurban (Dok. Pribadi)

Melakukan penyembelihan hewan qurban bisa dilaksanakan oleh orang yang berqurban (shohibul qurban) jikalau mampu dan menguasai dengan benar tata cara, do'a-do'anya serta adab-adab penyembelihan hewan qurban.

Jika tidak mampu, maka sebaiknya diwakilkan kepada orang lain yang lebih mampu dan ahli dalam penyembelihan sesuai ajaran syari'at islam.

Orang yang berqurban, jika penyembelihannya diwakilkan kepada orang lain disyari'atkan agar menyaksikan prosesi penyembelihan dari awal sampai selesainya.

Pastikan adab serta tata cara berqurban dilakukan dengan baik dan benar, khusyu dan tertib agar hasilnya berkualitas. Dilaksanakan oleh orang yang memang terpercaya, amanah dan taat terhadap ajaran Islam.

Karena akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas kebermanfaatannya, baik manfaat yang bersifat lahiriyah maupun nilai bathiniyahnya agar terpenuhi sempurna. 

Menurut cerita, orang yang selalu berqurban pada setiap tahunnya, mereka akan selalu dinaungi keberuntungan hidup, terhindar dari mara bahaya dan lancar kehidupannya.

Tentunya orang yang selalu berqurban akan memiliki perikehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak pernah berqurban.

Percaya tidak percaya dapat terlihat pada kenyataan yang ada, kebermanfaatan berqurban akan dapat dirasakan oleh orang yang berqurban dan orang yang tidak mampu berqurban bisa merasakan kelezatan daging hewan qurban, karena daging qurban pastinya dibagikan kepada orang-orang sekitar untuk dinikmati.

Adab dalam menyembelih hewan qurban harus sesuai petunjuk dan anjuran ajaran islam dengan mengikuti langkah-langkah dibawah ini, antara lain ;

1. Persiapkan pisau atau golok setajam-tajamnya, semakin tajam semakin baik.

Ketajaman pisau atau golok yang akan digunakan menyembelih hewan akan mempengaruhi kualitas penyembelihan, dengan penggunaan alat yang tajam menentukan keberhasilan pemotongan urat dan rongga tenggorokan tanpa lama-lama hewan merasakan kesakitannya, karena dengan terputusnya urat dan rongga napas secara cepat dan tepat dapat mempercepat hilangnya rasa sakit dan segera terhembusnya nyawa hewan yang disembelih itu.

Kesempurnaan penyembelihan dengan pisau atau golok yang tajam lebih mudah tercapai, karena syarat sahnya penyembelihan yaitu terputusnya urat-urat utama dan rongga tenggorokan secara sempurna.

Penggunaan golok atau pisau yang kurang tajam bisa memungkinkan terlepasnya alat tersebut dari leher hewan dan lama selesai, jika terlepas dan melanjutkan kembali penyembelihan (dua kali menempel atau lebih di leher hewan) maka hukumnya menjadi tidak sah dan haram daging tersebut untuk dimakan (dosa).

2. Dianjurkan agar tidak mengasah alat penyembelih (golok atau pisau) dihadapan hewan yang akan disembelih.

Sebagaimana hadits mengatakan "Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa terlihat oleh hewan". Alangkah baiknya menajamkan alat sembelih dilakukan sebelum akan memulai penyembelihan, maksudnya dipersiapkan sebelumnya alat-alat yang akan digunakan menyembelih dan kelengkapan lainnya.

3. Menghadapkan hewan yang akan disembelih kearah kiblat.

Hewan yang hendak di sembelih di hadapkan ke arah kiblat pada posisi tempat organ yang akan disembelih (lehernya), karena itulah arah untuk mendekatkan diri kepada Allah, hal ini sebagaimana dijelaskan pada kitab Mausu'ah Fiqhiyah Kuwaitiyah.

4. Membaringkan hewan diatas lambung sebelah kiri.

Hewan sebaikna tidak disembelih pada posisi berdiri, para ulama sepakat berdasar kepada beberapa hadits bahwa posisi menyembelih hewan yaitu dengan membaringkannya.

5. Menginjakan kaki dileher hewan.

Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim yang maknanya "Rasulullah Sallahualaihi wassalam berkurban dengan dua ekor domba, Aku lihat beliau meletakan kaki beliau dileher hewan tersebut, kemudian membaca basmallah...

Syari'at mengajarkan agar penyembelihan diawali dengan membaca basmallah yang dilanjutkan dengan do'a penyembelihan hewan secara sempurna.

6. Membaca Basmalalah ketika akan menyembelih hewan hukumnya wajib.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An'am ayat 121:

وَلَا تَأْكُلُوا۟ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُۥ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَٰدِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

Yang bermakna : "Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan".

7. Membaca takbir (Allahu Akbar).

Anas bin Malik Radhiallahu Anhu meriwayatkan "Bahwa Nabi Sallahualaihi Wassalam pernah menyembelih dua ekor domba bertanduk... beliau sembelih dengan tangannya, membaca basmallah serta bertakbir" (HR. Bukhari dan Muslim).

8. Sebelum menyembelih dianjurkan pula menyebut nama orang yang berkurban dengan hewan yang disembelihnya itu. 

Imam Nawawi dalam kitabnya menjelaskan agar sebelum memulai menyembelih hewan qurban membaca basmallah, shalawat, takbir dan kemudian membaca do'a-do'anya.

9. Posisikan pisau atau golok tepat di leher hewan qurban.

Melakukan gerakan penyembelihan tanpa pernah mengangkat pisau atau golok sedikitpun (menempel terus) sebelum terputus ke tiga saluran napas kehidupan hewan tersebut secara sempurna.

Ketika menyembelih, putuskan saluran pembuluh darah, saluran pernapasan dan saluran keluar masuknya makanan hewan tersebut tanpa pernah mengangkat sedikitpun tempelan keleher dari alat penyembelihnya. 

10. Mengurus hewan qurban setelah benar-benar mati.

Melakukan pemotongan tubuh hewan, mengulitinya, dan memotong serta mengiris daging-dagingnya setelah diyakini benar-benar bahwa hewan tersebut sudah melepaskan nyawa (mati), para ulama sepakat tentang hal ini.

11. Hewan qurban digantung dengan posisi kaki belakang di ikat keatas dan kepala menghadap kebawah.

Posisi seperti ini, bertujuan agar darah tersisa dapat keluar secara lancar untuk mencegah terjadinya terkontaminasinya daging, selain itu posisi ini dapat memudahkan penanganan dalam mengulitinya.

12. Melakukan pengulitan hewan secara bertahap dan teratur.

Pengulitan bisa dimulai dengan membuat sayatan dibagian tengah hewan, sepanjang kulit dada, kulit bagian perut dan sampai ke bagian ujung kakinya. 

13. Menjaga kotoran hewan qurban agar tidak bercampur dengan dagingnya.

Agar isi lambung dan usus hewan qurban tidak mencemari daging, maka sebaiknya ikatlah bagian usus saluran makanan dan anusnya. 

Setelah prosesi pengulitan selesai, dilanjutkan dengan merobek bagian perut menggunakan pisau sampai dapat dikeluarkan isi rongga dada dan perutnya.

Sebelumnya sediakan wadah penampungan untuk menyimpan isi rongga dada dan wadah penampungan isi bagian perut yang sebaiknya tidak dicampur, karena isi bagian perut biasanya berupa kotoran dari hewan tersebut.

Prosesi semuanya dilakukan secara tertib dan hati-hati, jangan sampai usus-usus dan kantong lambung tergores pisau yang mengakibatkan keluarnya kotoran kesana kemari dan mencemari dagingnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun