Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memperhatikan Kesejahteraan Bawahan

15 Januari 2022   12:09 Diperbarui: 15 Januari 2022   12:15 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aspek negatif berikutnya adalah kecenderungan dari orang-orang yang di awal karirnya sudah mencetak prestasi mengesankan untuk selalu berusaha dan berbuat semaksimal mungkin.

Mereka akan terus menerus melecut diri mereka sendiri guna mencetak prestasi serta mempertahankan reputasinya yang cemerlang itu.

Anda harus cermat memperhatikan mereka, kalau-kalau mereka terlalu ngotot bekerja sehingga melampaui kapabilitasnya. Kalau ia sakit atau gagal lalu prustasi, tentu kejadian ini menimbulkan kehilangan aset organisasi yang berharga.

jika anda ingin tahu siapa saja diantara anak buah anda yang benar-benar berbakat dan memiliki potensi besar, prinsip pokoknya sederhana.

Beri mereka tugas yang berat disertai wewenang penuh, biarkan mereka berfikir sendiri untuk menanganinya. Jikalau memang mereka memiliki bakat dan potensi besar, mereka akan sanggup melaksanakan tugas itu.

Tapi jika ternyata pelaksanaan tugas tersebut kurang lancar, atau anda sesekali masih harus memberikan bimbingan atau pengarahan, maka itu berarti mereka telah sampai pada batas kemampuannya yang maksimal.

Banyak sekali pemimpin yang berindak keliru dalam melaksanakan fungsi pemantauan terhadap para bibit unggul tersebut. Perlu anda ketahui bahwa pemantauan juga meliputi identifikasi kualifikasi setiap bawahan, karena cara pemantauan atas bibit unggul berbeda dari cara pemantauan atas mereka yang memiliki potensinya biasa-biasa saja.

Tapi, mesti ingat jangan sampai terjebak kedalam pola "anak emas-anak tiri". Semua bawahan harus diperlakukan secara bijaksana termasuk mereka yang prestasi maupun potensinya relatif paling rendah.

Ada semacam tradisi kurang bagus, kalau seseorang diangkat menjadi pemimpin maka ia akan merekrut sahabat, keluarga, teman sekampus, atau bahkan tetangganya untuk menduduki jabatan-jabatan penting.

Tradisi konyol seperti ini haruslah dihindari karena dampaknya sangat buruk terhadap perkembangan moral dan kinerja organisasi. Sulit melakukan pembinaan serta evaluasi kinerja secara objektif.

Saluran komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan bahkan lebih sulit lagi untuk terciptakan. Selain itu, reputasi sebagai pemimpin yang lemah dan tergantung akan melekat tak terhindarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun