Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Bakmoy, dari Hidangan Perjamuan Tradisi sampai Resep Panjang Umur

4 Maret 2020   10:41 Diperbarui: 4 Maret 2020   17:18 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kalangan peranakan Tionghoa Jawa Timur, sewaktu mengadakan pesta ulang tahun atau pertunangan, secara tradisi keluarga, menghidangkan sepiring nasi cincang daging ayam masak kecap dalam kua, itu nasi bakmoy. Sekarang juga sudah ada depot peranakan yang menyediakannya.

Sekiranya hanya hidangan sederhana. Namun nasi bakmoy ini mengandung cerita asal-usul dan makna suguhan yang mendalam.

Etimologi bakmoy ini dari kata mo'a-moi, dialek Tanglang (orang dari Hokkian) logat Kabupaten Zhaoan (baca cao'an) yang letaknya di ujung barat daya Kota Cangciu (Zhangzhou), artinya: "bubur kucing".

Mo'a-moi terbaca bakmoy oleh peranakan dari Lasem sampai Pasuruan. Dari Zhaoan di Hokkian situlah bermulanya hidangan perjamuan ini.

Nasi bakmoy merupakan tradisi hidangan perjamuan gembira yang sudah agak jarang dikenal oleh peranakan sekarang, tetapi masih sangat populer di Malaysia dan sekitarnya, di sana masih disebut Chaw'an Cat Porridge, bubur kucing Zhaoan.

Nasi dalam kua ini disebut bubur, yang dari semulanya tidak pernah memakai daging kucing. Dan, di belakangnya, mempunyai cerita yang menarik.

Konon ada satu orang kaya di Zhaoan yang memestakan anaknya. Di belakang restoran itu sedang ada seorang pengemis muda, yang kelihatan ada banyak makanan yang lezat, ada daging dan ada udang, ikan tersisa yang bakal dibuang.

Memikirkan ibunya yang di rumah belum punya makanan, anak muda miskin yang dikenal sangat mencintai ibunya ini, segera mengambil sedikit sisa makanan itu dan dibungkusnya dengan kertas.

Kebetulan kepergok oleh orang kaya yang mengadakan pesta makan tadi, sehingga dia sangat terkejut, dengan malu menyembunyikan bungkusannya ke belakang badan.

Orang kaya menegur apa yang ia perbuat. Dengan ketakutan menjawabnya, untuk dibawa pulang buat kucingnya.

Namun orang kaya itu memang mengerti, bahwa dia pasti membawakan sisa makanan untuk menyuap ibunya yang sudah tua. Segera menyuruh koki restoran menyediakan sesuatu untuk dibawakan pulang.

Dari sisa-sisa makanan pesta tadi, dijadikan satu campuran dan diletakkan di atas nasi dalam kua, untuk kucingnya. Sejak itulah mo'a moi, "bubur kucing" menjadi satu menu perjamuan di Zhaoan tersebut.

Sesampainya nasi bakmoy ini di Taiwan, juga menjadi salah satu makanan nasional mereka, dan disebut lu-rou-fan, nasi daging masak kecap.

Orang Zhaoan dari Hokkian ini yang menjadikan pelopor etnis Tionghoa di Nusantara di abad ke-16.

Semenjak adanya pencabutan segel larangan keluar laut di keakhiran Dinasti Ming pada tahun 1567, dari Dermaga Zhaoan-Dongshan yang merupakan satu di antara 9 dermaga yang dibuka di pesisiran Hokkian, Tanglang Cangciu membawa teh dan garam mereka via Champa di Vietnam Tengah sampai meletakkan kaki di Dermaga Ampel di Kalimas, Surabaya.

Mereka menempatkan diri di selatannya Kampung Arab, dan dari saudagar Muslim mendapatkan beras dan gula untuk dibawa pulang ke Hokkian. Sejak itu, Tanglang berkembang di kawasan Pecinan mereka.

Lain dari Muslim yang duluan sudah menetap dis ini, Tanglang tidak hentinya mondar-mandir berniaga, setelah bersinggah sekian lama di Nusantara, yang pada akhirnya, pulanglah mereka kembali ke negaranya di Hokkian, supaya bisa dikebumikan di samping leluhur mereka.

Hal ini pernah diamati oleh Bung Hatta, dari tingkah Tanglang yang berada di Padang.

Tanglang meninggalkan keluarga dan perusahaannya kepada nyai mereka di Pecinan dan sekitarnya, beserta mewariskan banyak kuliner dan kebiasaan kehidupan dari Zhaoan sana, yang sekarang juga merupakan bagian dari budaya Tionghoa di Nusantara.

Contohnya, membuat kecap, semulanya merupakan usaha perumahan, dari peragian kedele yang menjadi dasar pembikinan kecap ini, mereka sebut tao-pe, itulah tempeh.

Mereka memulai jualan makanan gerobak, baik bakmoy dalam versi mie yang disebut cui-mie (mie kua), maupun minuman wedang sekoteng, di goh-ga, yaitu trotoar dibawah semperan tutup yang berkelebaran 5 langkah kaki di depan pertokoan, sekarang kita sebut mereka "PKL" Pedagang Kaki Lima.

Wanita mereka bersifat keras, tekun berusaha, dan ketat mengawasi gerak gerik lelakinya. Saking menyebalkan, mereka menyebut istrinya itu "ca-boh" atau bu' bandit.

Wanitu sebetulnya hanya mengutarakan rasa sayang dan pujian mereka pada iron woman penjunjung rumah tangganya, dan jangan main-main sama mereka.

Membawakan kue ku yang terbuat dari bubuk ketan diisi pasir kacang hijau dan gula, bagaikan onde-onde yang dicetak dalam bentuk kura-kura, dari lafal Zhaoan disebut ku. Kue kura-kura ini pelambang panjang umur.

Kue ku itu asalnya dari kebiasaan di Zhaoan, yang setiap tahun disana mengadakan 2 kali Ceng Beng, untuk memperingati leluhur mereka. Satu Ceng Beng tradisional diadakan pada tanggal 3 bulan ketiga Imlek, yang sekarang jatuh pada tanggal 5 April setiap tahunnya.

Ceng Beng yang ke-2 disana, diadakanlah setiap waktu ada anak yang bisa pulang dari perantauan. Untuk itu sewaktu-waktu disediakan kue ku tersebut, diberi warna merah, supaya yang di perantauan bisa selalu selamat, dan panjang usia untuk pulang kembali di kampung halaman semula. (Baca di sini)

Orang Zhaoan panjang umurnya. Banyak yang usianya melampaui seratus tahun. Bila standar suatu tempat panjang umur dinilai dari adanya 10 per 100,000 penduduk di atas usia 100 tahun, di Zhaoan sekarang ada 12 per 100,000 penduduknya.

Mungkin dari pembawaan genetika, tetapi dari kajian ilmiah, bisa disimpulkan dari banyak unsur kehidupan sehari-hari mereka. Walaupun bukan dari makan nasi bakmoy, tetapi dari makanan mereka yang menentukannya.

Dalam kenyataan, meskipun dalam perkembangan pesat di China, orang Zhaoan tetap berkehidupan sederhana, demi mempertahankan keindahan alam dan kesegaran udara di sana, tidak banyak pembangunan baru.

Makanan mereka terutama dari sari laut, banyak makan tirem, kerang, udang dan ikan laut. Tetapi, mereka juga berkebiasaan makan lemak babi, dari anak kecil sampai nenek usia 100 tahun menyukainya. Orang sana jarang makan nasi, yang muda pada makan mie, cui mie sari laut.

Setiap hari mempunyai kebiasaan memakan beberapa butir manisan prem, hasil tumbuhan di seantero gunung di punggung Zhaoan. Prem hijau mengandung kadar tinggi vitamin C, bisa memperkuat daya tahan tubuh untuk menangkis penyakit.

Buah prem hijau di Zhaoan. (Gambar dari Baidu-Baike)
Buah prem hijau di Zhaoan. (Gambar dari Baidu-Baike)
Golongan orangtua di Zhaoan, sehidup mereka berkebiasaan makan ubi ketela merah dengan sayuran dari daun ketelanya, bisa jadi itulah resep awet muda mereka.

Ternyata ubi merah dan daunnya kaya Selenium, satu mineral jarang yang sangat dibutuhkan tubuh kita.

Selenium berkhasiat antioksidan yang kuat; bisa menurunkan risiko kena kanker; bisa mencegah penyakit jantung; menghambat kemunduran mental; sangat penting dalam fungsi thyroid; meningkatkan kekebalan menangkis penyakit; Juga bisa mengurangi serangan asma.

Walaupun makan nasi bakmoy tidak termasuk dalam unsur panjang umur mereka, namun sebagai hidangan perjamuan tradisi, juga mengandung pengucapan selamat dan semoga panjang umur di dalamnya.

Kecuali makan nasi bakmoy, masih banyak tata hidup orang Zhaoan di Cangciu yang bisa kita pantau bersama.

Oleh: Anthony Hocktong Tjio.
Monterey Park, 29 Februari 2020.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun