Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jembatan Merah di Atas Kanvas Joni Ramlan

26 Februari 2020   06:07 Diperbarui: 26 Februari 2020   15:50 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar milik pribadi. (AH Tjio)
Gambar milik pribadi. (AH Tjio)
Tidak ketinggalan permainan cahaya dan bayangan dari maestro Rembrandt van Rijn di balok beton penunjang jembatan, sambil menampilkan kekeruhan air dan ketidak-terpeliharanya kebersihan kali dan jembatannya.

Joni Ramlan mengusung para master impresionis yang terpilih untuk mengesankan Jembatan Merah di Surabaya. Seakan-akan menitipkan rasa sayangnya melihat keadaan keterlantaran obyek tujuan turisme di saat dia melukiskan gambaran itu.

 Lukisan yang Merupakan Peninggalan Satu Era Zaman.

Lukisan milik pribadi. (AH Tjio)
Lukisan milik pribadi. (AH Tjio)
Ini lukisan bersinar harapan.

Satu lukisan berwarna biru yang melancholic seperti irama lagu keroncongnya Gesang walaupun merdu, begitulah kesan pertama sewaktu memandangnya.

Kapankah pernah kelihatan langit Surabaya biru? Di kanvas Joni Ramlan ini.

Entah pelukis Joni Ramlan pernah berguru dimana dan pada siapa, pemakaian warna cerulean blue yang mendominer di langit dan pantulan cerminnya di permukaan Kalimas, sangat powerful dan effective.

Bagaikan secelah sinar matahari yang menerobos kegelapan langit yang sedang mendung, diutarakan dengan warna kopi-susu, menggambarkan jembatan dan gedung di latar belakang yang terang, memberikan secupit harapan di waktu kehidupan yang kusam. Everything is going to be alright.

Kesederhanaan 2 warna saja, Joni Ramlan berhasil mengutarakan lukisan yang bersinar harapan. Pemakaian warna begini bisa mengingatkan aliran seniman dari Soviet Uni, pada era sebelum runtuhnya Dinding Berlin.

Lukisan Tanda Kota yang Penuh Gairah.

Gambar milik pribadi. (AH Tjio)
Gambar milik pribadi. (AH Tjio)
Masih merupakan jembatan yang fungsionil dan dibiarkan sebagaimana asalnya, sekarang ini sudah generasi ke-3 atau ke-4, sejak dibangunnya di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun