Dua kali Qin Shihuangdi mentah-mentah ditipu oleh Xu Fu ini, untuk mencarikan eliksir umur panjang di Lautan Timur, akhirnya dia membawa semua harta karun pemberian Kaisar Qin, bersama 6000 orang gadis dan jejaka, seniman, tukang kerajinan tangan, tabib, dan pengawalnya lenyap tidak kembali lagi, karena sekitar 2200 tahun lalu mereka telah mendarat di Jepang.
Menurut catatan dari "Konjaku Monogatarishu" (Kumpulan Cerita Hal-hal Kuna dan Sekarang), buku sejarah karangan seorang bangsawan Jepang Minamoto no Takakuni ditahun 1004, bahwa Jo Fuku dan rombongannya mendarat di Pantai Bubai daerah Kota Saga, mereka yang menjadikan eyang bangsa Jepang dikemudian hari, dan Jo Fuku sendiri adalah Maha Kaisar Jinmu Tenno, kaisar Jepang yang pertama.
Jo Fuku menetap di Kabupaten Wakayama-ken, Kota Shingu-shi, di Semenanjung Kii-hanto, Pulau Honshu sampai akhir hidupnya. Pada tahun 1736 kuburannya pernah dilestarikan oleh Shogun Tokugawa Yorinobu sewaktu beliau berkunjung di Kuil Asuka dan sekarang disana dijadikan Taman Xu Fu.
Selama 8 tahun dari 1938 sampai 1945, daerah sekitar bekas Negeri Xu dan tempat asalnya Xu Fu di Laut Timur itu tetap tidak terganggu dalam rangka agresi fasis Jepang yang membumi hanguskan Tiongkok. Mereka sekedar menghancurkan Tionghoa untuk kehendakan mengambil kembali tanah leluhur yang pernah ditinggalkan kaisar pertamanya itu, namun akhirnya seperti Xu Fu sendiri yang mendapatkan ketentraman dalam jalan hidupnya hanya menetap di seberang Laut Timur. Dua negara sebangsa dan seketuruan, Jepang dan Tiongkok, semestinya harus hidup berdampingan dalam perdamaian dan kesejahteraan bersama.
Oleh: Anthony Hocktong Tjio.
Monterey Park, CA. 10 Oktober 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H