4. Tempat Kerja Hibrid
Adanya pembatasan berskala besar selama pandemi telah menciptakan sebuah kebiasaan baru di Indonesia. Work from home. Dulunya, ini kebanyakan dikenal diperusahaan-perusahaan besar, dan yang punya teknologi remote sharing (sharing kerja) yang canggih. Tapi, adanya pandemi membuat perusahaan, tanpa pandang bulu harus beradaptasi dengan cara kerja campuran antara work from home dan work from office.
Akhirnya, ini akan jadi tantangan baru bagi HR. Bagaimana memungkinkan segala lapisan, tetap produktif, meskipun di rumah atau di tempat yang terpisah. Selain mengandalkan teknologi, HR juga harus membantu meredesain proses kerja, ikut menentukan teknologi yang bisa membantu hingga memikirkan aturan baru terkait pola kerja hibrid (campuran antara kerja di rumah dan kerja di kantor).
5. K3 Makin Punya Dampak Serius
Sebelumnya praktek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) umumnya hanya jadi perhatian utama di tempat kerja yang berisiko tinggi. Misalkan di pabrik. Tapi, dengan adanya pandemi membuat semua organisasi sadar bahwa risiko kesehatan kerja bukan lagi hanya di pabrik dimana manusia berurusan dengan mesin berbahaya, tapi juga bisa di kantor, di ruangan AC yang tertutup. Munculnya kluster penyebaran covid-19 di kantor, membuat banyak pihak sadar bahwa kantor pun punya risiko kesehatan dan keaelamatan kerja yang serius. Maka, ke depannya, HR punya tanggung jawab menciptakan protokol kerja baru, juga soal SOP untuk memastikan kesehatan dan keselamatan bagi karyawan di organisasinya. Tidak peduli dimanapun mereka berada.
HR di tahun 2021 punya persoalan pelik yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, "Bagaimana memastikan karyawan tetap selamat hidupnya, aman melakukan kerjaannya, tenang bekerja dan tidak tertular penyakitnya gara-gara di tempat kerja". Agak paranoid memang, tapi itulah antisipasi penting yang perlu HR lakukan, untuk menghindari terjadinya kasus ataupun tuntutan gara-gara tidak sterilnya tempat kerja.
6. Kontrak, Outsource dan Partnership
Tujuannya ada dua, efisiensi biaya dan fokus pada hal penting. Umumnya, dari sisi bisnis, ini sudah dilakukan. Tapi, ini juga akan masuk dalam prakteknya HR. Baik di fungsinya HR sendiri, juga yang terkait dengan operasional bisnis. HR akan melakukannya dengan hati-hati tanpa melanggar aturan ketenagakerjaan. Tapi ini, trend masa lalu yang akan berlanjut. Prakteknya sama, optimalisasinya yang akan berlanjut. Di tengah tingginya tuntutan dari karyawan kontrak agar bisa jadi permanen, HR akan berusaha meningkatkan level engagement (termasuk rasa sense of belonging) terhadap organisasi.
Bahkan, HR punya PR terus menjaga perasaan bagaimana karyawan kontrak tetap dihargai, termasuk rasa tidak dibeda-bedakan. Itukah sebabnya, trend melibatkan semua karyawan termasuk kontrak, akan terus berlanjut di 2021. Trend ke depannya, HR makin dituntut menciptakan program-program yang membuat karyawannya (khususnya yang kontrak) tidak merasa dianaktirikan. Disisi lain, HR akan meng-outsource serta melibatkan pihak-pihak lainnya dalam pengembagan sistem maupun sarana bagi peningakatan produktivitas karyawan. Sebagai contoh misalkan trend partner soal training dan pengembangan karyawan, yang masih akan terus berlanjut. Malah, jadi pilihan efisiensi.
7. Virtual Training, Virtual Coaching, Virtual Development
Pandemi 2020 telah menciptakan sebuah trend baru di Indonesiaa, trend training secara virtual. Sebelumnya, kebiasaan baru ini agak sulit diadaptasikam di Indonesia. Padahal, ini bukan trend baru. Tetapi, adopsinya di Indonesia sangat lambat. Kalaupun ada, hanya terbatas paa jenis industri tertentu (IT khususnya) juga di perusahaan tertentu (umumnya perusahaan global yang induk perusahaannya telah mengadopsi sistem pembelajaran virtual, sehingga yang di Indonesia pun mau nggak mau harus mengadopsinya). Namun, pandemi akhirnya memaksa sistem ini diadopsi organisasi dan perusahaan manapun, tanpa pandang bulu.