Di level kedua, ukurannya adalah apakah peserta mengingat atau belajar sesuatu. Untuk pembelajaran teknis, level kedua adalah bagian yang penting.
Alasannya, apa yang mereka pelajari dan ketahui inilah, yang nantinya akan dipraktekkan. Kebayang kan, kalau tahu aja nggak, bagaimanakah akan dipraktekkan?
Hal yang umumnya dilakukan di level ini adalah melakukan tes, quiz ataupun bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menguji atau mengetes pengetahuan yang diingat, setelah training.
Dasar idenya sederhana. "Knowing is the beginning of applying". Tahu dulu, supaya bisa melakukan.
Namun, apakah masalahnya di level dua ini?
Menurut Kirkpatrick, problem yang sering terjadi adalah banyak peserta yang tahu, tapi belum tentu dipraktekkan.
Kadangkala, ada faktor kemauan dan intensi, yang menghalangi orang melakukan apa yang diketahuinya.
Level Ketiga: Perilaku (Behavior)
Di level ketiga ini, ukuran kesuksesan training adalah menjawab hal yang "missing" di level kedua yakni perilaku. Harapannya, setelah peserta belajar, mereka sanggup melakukannya atau paling tidak mengubah mereka.
Kembali ke ilmu Psikologi Belajar, definisi belajar adalah, "Perilaku seseorang berubah". Jadi kalau seseorang mengaku belajar sesuatu, namun belum berubah maka berdasarkan teori ini, dia dianggap belum belajar. Simpel.
Di level ini, peserta mendapatkan gambaran soal apa yang harus segera dilakukan setelah training. Jadi, persoalannya bukan hanya tahu tapi juga mampu dan mau.