Mohon tunggu...
Anthony Dio Martin
Anthony Dio Martin Mohon Tunggu... Human Resources - WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Anthony Dio Martin, WISE (writer, inspirator, speaker dan entepreneur) dan juga ICF certified executive coach, yang dijuluki "The Best EQ Trainer Indonesia". Beliau penulis 18 buku dan lebih dari 25 CDAudio. Salah satu bukunya menerima penghargaan MURI. Beliau pernah memandu beberapa program motivasi di TV kabel, saat ini punya siaran rutin program radio “Smart Emotion” di SmartFM. Youtube: anthony dio martin official IG: anthonydiomartin Kontak & info: 021-3518505 atau 3862521 atau email: info@hrexcellency.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bisakah Kenaikan Gaji Mengurangi Korupsi?

17 Maret 2018   11:37 Diperbarui: 17 Maret 2018   11:39 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER GAMBAR: hardianimalscience.wordpress.com

Kita kembali ke teori Herzberg soal hal yang memotivasi seseorang. Sampai pada titik tertentu, apa yang menjadi motivator, bisa menjadi sesuatu yang biasa saja. Tetapi, yang basicnya tetaplah harus terpenuhi.

Artinya apa? Gaji memang harusnya cukup dan memenuhi standard yang wajar. Tetapi, tidak perlu berlebihan apalagi sampai berkali lipat. Misalkan saja, belakangan ini kita sering mendengar wacana anggota DPR yang meminta naik gaji, padahal banyak fakta yang menggambarkan kinerja mereka jauh dari harapan. 

Terbayangkah? Kalau kita berada dalam organisasi yang profesional, menaikkan gaji seseorang sementara kinerjanya rendah, justru akan memperparah sistem "malas" yang telah membudaya. Orang akan belajar, "Toh nggak kerja juga dinaikkan gajinya kok. Jadi buat apa bekerja!".

Kembali lagi ke pokok persoalan korupsi. Memang sih ukuran "cukup" itu selamanya tidak akan pernah cukup. Makanya, dalam hal ini harus diputuskan, tidak berlebihan. Dan faktanya, daripada menaikkan gaji dengan harapan mengurangi korupsi, ternyata lebih baik menggunakan teknologi ataupun membangun sistem yang memonitor. Hal itu lebih efektif bagi uang yang dikeluarkan.

Akhirnya, artikel ini diakhiri dengan sebuah keprihatinan mendalam. Pemerintah menggejot pajak habis-habisan. Tetapi, di sisi lain kita mendengar nilai korupsi aparat dan pemerintah yang nilainya gila-gilaan. Padahal, gaji mereka tidaklah sedikit. Jadi, sebenarnya daripada menghamburkan uang untuk membayar gaji yang justru menambah angka keserakahan tersebut. Alangkah lebih baiknya sistem kita makin diperbaiki. Make sense?

Anthony Dio Martin, trainer, inspirator, Managing Director HR Excellency & Miniworkshopseries Indonesia, penulis buku-buku bestseller, executive coach,  host di radio bisnis SmartFM, dan penulis di berbagai harian nasional. 

Website: www.hrexcellency.com dan FB: anthonydiomartinhrexcellency dan IG: anthonydiomartin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun