- Parent: Pesan yang bersifat normatif, moral, atau mengandung nilai-nilai budaya. Contoh: Novel ini mengkritik praktik-praktik yang merendahkan martabat manusia, seperti kemiskinan, kebodohan, diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan. Novel ini juga menghargai dan menjaga warisan budaya bangsa, seperti tari ronggeng, gamelan, dan cerita rakyat.
- Adult: Pesan yang bersifat informatif, edukatif, atau mengandung fakta-fakta sejarah. Contoh: Novel ini menginformasikan tentang kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang dialami oleh masyarakat pedesaan Indonesia pada masa 1965. Novel ini juga mengedukasi tentang dampak dan akibat dari peristiwa politik tersebut bagi kehidupan individu dan kolektif.
- Child: Pesan yang bersifat emotif, inspiratif, atau mengandung imajinasi kreatif. Contoh: Novel ini menggugah emosi pembaca dengan menggambarkan penderitaan, harapan, dan cinta yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Novel ini juga menginspirasi pembaca untuk berjuang demi keadilan dan kemanusiaan. Novel ini juga menunjukkan imajinasi kreatif pengarang dalam menciptakan kisah yang menarik dan mendalam.
Dari analisis transaksional kebahasaan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah novel yang memiliki unsur kebahasaan yang bervariasi dan seimbang, yang mencerminkan tiga ego state, yaitu Parent, Adult, dan Child.Â
Novel ini juga memiliki karakterisasi yang kuat dan pesan yang beragam, yang sesuai dengan tiga ego state tersebut. Novel ini adalah novel yang layak dibaca dan dikaji, karena mengandung nilai-nilai sastra, psikologi, dan sosial yang penting dan relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H