Studi O'Leary (1996) yang menyatakan bagaimana internet berfungsi sebagai ruang sakral bagi para praktisi agama, penelitian korpus telah dikumpulkan, yang memungkinkan para sarjana untuk mulai membuat klaim yang terinformasi tentang implikasi sosial yang dihadirkan oleh praktik keagamaan secara online . para Ilmuwan awalnya sering menyarankan bahwa menggunakan internet untuk tujuan religius mungkin dapat mengubah praktik dan ideologi keagamaan dengan cara yang revolusioner, dari menantang peran otoritas keagamaan tradisional hingga mengubah ekspektasi religius dari komunitas dan koneksi (O'Leary 1996; Brasher 2001 ; Dawson dan Cowan 2004).
Dikatakan oleh Heidi A. Campbel bahwa agama online berfungsi dalam jaringan interaksi, di mana hubungan sosial, struktur, dan pola kepercayaan menjadi sangat mudah dibentuk, global, dan saling berhubungan. Hal ini melengkapi wacana tentang “networked society” yang berpendapat bahwa ada pergeseran struktur dan pemahaman tentang bagaimana dunia sosial, politik, dan ekonomi berfungsi dalam masyarakat global. Hal ini menciptakan apa yang ditegaskan oleh sosiolog seperti Manuel Castells (1996) dan lainnya adalah munculnya masyarakat berbasis jaringan di mana hubungan sosial ini semakin terdesentralisasi, namun saling berhubungan dan seringkali didukung oleh infrastruktur teknis-sosial. Gagasan tentang jaringan agama menunjukkan bahwa agama, terutama yang ditemukan secara online, diinformasikan oleh struktur teknologi dan karakteristik internet seperti meratakan hierarki tradisional, mendorong komunikasi dan tanggapan instan, dan memperluas akses ke sakral atau informasi yang dulu bersifat pribadi.
Menurut William James, bahwa yang jelas, ilmu pengetahuan dan agama sama-sama merupakan kunci utama untuk membuka harta karun dunia bagi siapa saja yang bisa menggunakannya secara praktis. ilmu pengetahuan terbukti tidak akan habis dan sektarian jika digunakan secara simultan.
Mengapa dunia tidak begitu Kompleks karena berisi beragam ruang realitas yang saling mengisi, yang memungkinkan tidak memasukinya secara bergantian dengan menggunakan beragam konsep berbeda dan mengasumsikan nya beragam sikap yang berbeda, seperti yang dilakukan oleh ahli matematika saat menyelesaikan persoalan fakta spasial dan numerik dengan menggunakan geometri geometri analitis, aljabar, kalulus, atau dengan kueternia, pada setiap saat kemunculannya? Menurut pandangan ini, agama dan ilmu pengetahuan yang terus memverifikasi caranya sendiri dari waktu ke waktu akan menjadi sesuatu yang co-eternal. pemikiran primitif dengan keyakinan pada kekuatan pribadi yang individual, pada tingkatan tertentu tampaknya tidak dikendalikan oleh ilmu pengetahuan titik Banyak orang terdidik yang masih menganggapnya sebagai saluran eksperimental paling cepat untuk berhubungan dengan realitasnya.
Daftar Acuan
Amstron, Karen. 2004. Sejarah Tuhan. Bandung : PT Mizan Pustaka
Berger, Peter L.1991. Kabar Angin Dari Langit.: Makna Teologi dalam Masyarakat Modern. Jakarta : LP3ES
Berger, Peter L. 1991.Langit Suci : Agama Sebagai Realitas Sosial. Jakarta : LP3ES
Cambel, Heidi A.2012. Understanding the Relationship between Religion Online and Offline in a Networked Societ .Journal of the American Academy of Religion , Vol. 80, No.1. Oxford : Oxford University Press
Castells, Manuel. 2010.The Power of Identity : Second edition With a new preface New York : A John Wiley & Sons, Ltd., Publication
Eickelmen, Dale F. Anderson, Jon W. 2003. New Media in the Muslim World : The Emeging Public Sphere(Indiana Series In Middle East Studies).Bloomington and Indianapolis : Indiana University Press