Mohon tunggu...
Anshar Aminullah
Anshar Aminullah Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat, Peneliti, Akademisi

Membaca dan Minum Kopi sambil memilih menjadi Pendengar yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agama dan Digitalisasi

17 Februari 2024   12:55 Diperbarui: 17 Februari 2024   12:57 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Anderson mengatakan bahwa ruang publik yang baru ini harus dipahami secara luas sebagai arena yang baru bagi eksistensi berbagai ekspresi yang bersifat alternatif , yang menyebarkan gagasan-gagasan mengenai peradaban, keadaban dan kebajikan. Aksi 212 yang memanfaatkan media sosial yang melibatkan jutaan massa tak bisa dipungkiri juga sebagai efek dari kehadiran ruang publik yang baru itu.

    Demikian juga dengan Bryan S. Turner, dia mengungkapkan Teknologi baru sekarang ini memiliki efek ideologis yang cukup kontradiktif. Mereka memberikan kesempatan berupa alternatif, deregulasi, pelimpahan untuk debat dan diskusi, dan karena itu mereka memberikan kontribusi yang sangat diperlukan bagi masyarakat sipil yang demokratis. 

    Media baru penting secara politis dan sosiologis, karena mereka memiliki efek yang tidak disengaja merusak bentuk-bentuk otoritas tradisional yang didasarkan pada transmisi lisan atau pada bentuk-bentuk pembelajaran tekstual berbasis cetak yang linier, hierarkis, imitatif, dan berulang. Pengetahuan berdasarkan transmisi lisan dan memori, di satu sisi, dan pengetahuan berbasis cetak di sisi lain, terkait dengan bentuk otoritas tradisional dan teknologi pedagogis tertentu yang menghasilkan disiplin diri. 

     Studi O'Leary (1996) yang menyatakan bagaimana internet berfungsi sebagai ruang sakral bagi para praktisi agama, penelitian korpus telah dikumpulkan, yang memungkinkan para sarjana untuk mulai membuat klaim yang terinformasi tentang implikasi sosial yang dihadirkan oleh praktik keagamaan secara online . para Ilmuwan awalnya sering menyarankan bahwa menggunakan internet untuk tujuan religius mungkin dapat mengubah praktik dan ideologi keagamaan dengan cara yang revolusioner, dari menantang peran otoritas keagamaan tradisional hingga mengubah ekspektasi religius dari komunitas dan koneksi (O'Leary 1996; Brasher 2001 ; Dawson dan Cowan 2004).

     Dikatakan oleh Heidi A. Campbel bahwa agama online berfungsi dalam jaringan interaksi, di mana hubungan sosial, struktur, dan pola kepercayaan menjadi sangat mudah dibentuk, global, dan saling berhubungan. Hal ini melengkapi wacana tentang “networked society” yang berpendapat bahwa ada pergeseran struktur dan pemahaman tentang bagaimana dunia sosial, politik, dan ekonomi berfungsi dalam masyarakat global. Hal ini menciptakan apa yang ditegaskan oleh sosiolog seperti Manuel Castells (1996) dan lainnya adalah munculnya masyarakat berbasis jaringan di mana hubungan sosial ini semakin terdesentralisasi, namun saling berhubungan dan seringkali didukung oleh infrastruktur teknis-sosial. Gagasan tentang jaringan agama menunjukkan bahwa agama, terutama yang ditemukan secara online, diinformasikan oleh struktur teknologi dan karakteristik internet seperti meratakan hierarki tradisional, mendorong komunikasi dan tanggapan instan, dan memperluas akses ke sakral atau informasi yang dulu bersifat pribadi.

    Menurut William James, bahwa yang jelas, ilmu pengetahuan dan agama sama-sama merupakan kunci utama untuk membuka harta karun dunia bagi siapa saja yang bisa menggunakannya secara praktis. ilmu pengetahuan terbukti tidak akan habis dan sektarian jika digunakan secara simultan.

    Mengapa dunia tidak begitu Kompleks karena berisi beragam ruang realitas yang saling mengisi, yang memungkinkan tidak memasukinya secara bergantian dengan menggunakan beragam konsep berbeda dan mengasumsikan nya beragam sikap yang berbeda, seperti yang dilakukan oleh ahli matematika saat menyelesaikan persoalan fakta spasial dan numerik dengan menggunakan geometri geometri analitis, aljabar, kalulus, atau dengan  kueternia, pada setiap saat kemunculannya? Menurut pandangan ini, agama dan ilmu pengetahuan yang terus memverifikasi caranya sendiri dari waktu ke waktu akan menjadi sesuatu yang co-eternal. pemikiran primitif dengan keyakinan pada kekuatan pribadi yang individual, pada tingkatan tertentu tampaknya tidak dikendalikan oleh ilmu pengetahuan titik Banyak orang terdidik yang masih menganggapnya sebagai saluran eksperimental paling cepat untuk berhubungan dengan realitasnya.

Daftar Acuan

Amstron, Karen. 2004. Sejarah Tuhan. Bandung : PT Mizan Pustaka

Berger, Peter L.1991. Kabar Angin Dari Langit.: Makna Teologi dalam Masyarakat Modern. Jakarta : LP3ES

Berger, Peter L. 1991.Langit Suci : Agama Sebagai Realitas Sosial. Jakarta : LP3ES

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun