Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Biarkan Iri dan Kasihan Diri Menghancurkan Kesehatan Mental Anda

27 April 2024   20:14 Diperbarui: 30 April 2024   14:15 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kesehatan mental yang terganggu karena orang lain. (Dok. Vokraf via kompas.com)

Pernahkah Anda menemukan diri Anda terpaku pada media sosial, melihat-lihat kehidupan yang tampak sempurna dari orang lain dan bertanya-tanya mengapa hidup mereka tampak begitu indah? Atau mungkin Anda sering merasa iri dan berpikir, "Mengapa mereka bisa mendapatkan segalanya?" 

Saya yakin banyak dari kita telah berada di posisi ini, terperangkap dalam perbandingan yang tak berujung yang sering kali berakhir pada perasaan tidak puas dan kecewa. 

Namun, apa yang mungkin tidak kita sadari adalah bagaimana kebiasaan-kebiasaan mental seperti ini dapat mempengaruhi kesehatan mental kita secara mendalam.

Kita hidup di era digital di mana akses informasi dan interaksi sosial terjadi dalam hitungan detik melalui layar ponsel atau komputer. Ini membawa banyak keuntungan, tetapi juga serangkaian tantangan baru, terutama terkait dengan cara kita mengelola emosi dan persepsi kita terhadap kehidupan. 

Dalam konteks ini, menjadi sangat penting untuk memahami bagaimana kebiasaan mental yang tampaknya kecil dan tidak berbahaya bisa berdampak besar pada kesejahteraan psikologis kita.

Mengenali Kebiasaan Buruk yang Menghambat Kekuatan Mental

Salah satu kebiasaan mental yang paling merugikan adalah kecenderungan untuk merasa iri terhadap keberhasilan orang lain. Seperti yang ditunjukkan dalam cerita di atas, melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna di media sosial bisa memicu perasaan iri dan tidak puas dengan apa yang kita miliki. 

Rasa iri ini tidak hanya menimbulkan perasaan tidak bahagia, tetapi juga bisa mengarah pada depresi dan ansietas. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang sering merasa iri pada teman-temannya di media sosial cenderung mengalami penurunan kesejahteraan psikologis.

Kebiasaan mental lainnya adalah kecenderungan untuk membesar-besarkan masalah pribadi atau 'merasa kasihan pada diri sendiri'. Ini sering kali muncul ketika kita menghadapi kesulitan atau kegagalan. 

Alih-alih mencari solusi atau cara untuk mengatasi masalah, kita malah tenggelam dalam rasa kasihan kepada diri sendiri yang berlebihan, yang pada akhirnya membuat kita terjebak dalam situasi tanpa mencari jalan keluar.

Selain itu, banyak dari kita memiliki kebiasaan untuk memberikan kekuasaan kita kepada orang lain dengan percaya bahwa mereka memiliki kontrol atas perasaan atau tindakan kita. 

Misalnya, kita mungkin berkata, "Atasan saya membuat saya stres," atau "Keluarga saya membuat saya tidak bahagia." Pemikiran seperti ini tidak hanya salah arah tapi juga mengurangi kemampuan kita untuk mengambil tindakan dan membuat perubahan positif dalam kehidupan kita.

Membongkar Keyakinan Tidak Sehat

Keyakinan tidak sehat tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia secara umum sering kali berakar pada pengalaman masa lalu atau cara kita dibesarkan. Keyakinan ini bisa sangat berpengaruh dan jika tidak ditangani, bisa menjadi penghalang utama dalam pengembangan kekuatan mental kita.

Misalnya, keyakinan tidak sehat tentang diri sendiri seperti "Saya tidak cukup baik" atau "Saya tidak berhak mendapatkan kebahagiaan" bisa mencegah kita dari mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru yang bisa membawa perubahan signifikan dalam kehidupan kita. Keyakinan ini sering kali disertai dengan rasa takut akan penolakan atau kegagalan, yang akhirnya membatasi potensi kita.

Dalam hal keyakinan tentang orang lain, kita mungkin cenderung berpikir bahwa mereka bertanggung jawab atas cara kita merasa atau sebaliknya, kita yang dapat mengontrol perilaku mereka. 

Kedua skenario ini tidak realistis dan hanya menambah tekanan emosional yang tidak perlu pada diri kita sendiri. Mengakui bahwa setiap orang memiliki kendali atas diri sendiri dan tidak lebih adalah langkah pertama untuk membebaskan diri dari belenggu keyakinan ini.

Keyakinan tentang dunia, seperti "Dunia ini harus adil" atau "Saya seharusnya mendapatkan apa yang saya inginkan," juga dapat sangat membatasi. 

Dunia tidak selalu beroperasi berdasarkan apa yang 'seharusnya' terjadi. Menyadari dan menerima ketidakadilan dalam kehidupan dapat secara paradoks memberi kita kekuatan untuk terus maju meskipun menghadapi rintangan.

Langkah Menuju Pemulihan Kekuatan Mental

Mengatasi kebiasaan dan keyakinan mental yang tidak sehat bukanlah tugas yang mudah, tetapi adalah perjalanan yang sangat penting untuk kesehatan mental dan kebahagiaan kita. 

Proses ini membutuhkan kesadaran diri, kesabaran, dan terkadang bantuan profesional. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil:

  1. Kesadaran dan Pengakuan: Langkah pertama dalam perjalanan ini adalah mengenali dan mengakui kebiasaan serta keyakinan buruk yang mungkin Anda miliki. Ini bisa dilakukan melalui refleksi diri atau melalui terapi dengan profesional kesehatan mental.

  2. Mengganti dengan Keyakinan yang Lebih Sehat: Setelah Anda mengidentifikasi keyakinan yang merugikan, tantang dan gantilah dengan yang lebih sehat. Ini membutuhkan waktu dan latihan, tetapi perlahan Anda akan melihat perubahan dalam cara Anda berpikir dan bertindak.

  3. Membangun Kebiasaan Baik: Paralel dengan menghilangkan kebiasaan buruk, bangunlah kebiasaan baik yang mendukung kesehatan mental. Praktik seperti meditasi, olahraga, dan penulisan jurnal dapat sangat membantu.

  4. Mencari Dukungan: Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional. Kadang-kadang, hanya berbicara tentang masalah kita dengan orang lain dapat membuka perspektif baru dan menawarkan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Melalui proses ini, Anda akan menemukan bahwa mengatasi kebiasaan buruk dan keyakinan yang merugikan bukan hanya tentang menghapus hal-hal negatif dari kehidupan Anda. 

Ini juga tentang membangun fondasi yang lebih kuat untuk kesehatan mental yang lebih baik dan kebahagiaan yang lebih besar.

Jadi, tanyakan pada diri Anda: kebiasaan mental apa yang mungkin menahan Anda? Dan apa langkah kecil yang bisa Anda ambil hari ini untuk mulai membuat perubahan? 

Terlepas dari tantangan yang Anda hadapi, ingatlah bahwa Anda memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan Anda. Langkah demi langkah, Anda bisa mengembangkan kekuatan mental yang akan menunjang Anda melalui semua cobaan dan tribulasi kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun