Mohon tunggu...
Khairul
Khairul Mohon Tunggu... Freelancer - Reading, Literation, and Creation

Jika saint tidak dapat membuat kita abadi, maka menulis lah jika ingin abadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Old Man

21 Agustus 2023   05:02 Diperbarui: 21 Agustus 2023   06:32 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chen Ru tampak sedih melihat cincin ditangannya, namun Old Man mengatakan padannya bahwa kematian hanyalah siklus yang tidak patut disesali.

Setelah termenung beberapa saat, ia mulai berjalan menuju rak buku. Terdapat ratusan kitab milik Old Man, mulai dari kitab alkemis, kultivasi, penempaan, hingga panduan berbagai harta karun. Chen Ru sudah menghafal semuanya, namun masih banyak kebingungan dalam hatinya.

Setelah membaca sampai malam dia merasa bosan, lalu berjalan keluar dari pondok, dan menemui Old Man yang sedang berbaring malas, dengan mata terpejam diatas bebatuan di pinggir sungai Shui.

"Kakek, apakah kamu masih punya buku untuk kubaca? Maksudku buku cerita jaman dulu tentang pertualangan para pahlawan, jangan buku yang membosankan itu lagi."

Old Man membuka matanya dan tertawa.

"Hahaha.. Nak, kamu belum tahu arti betapa pentingnya buku-buku kultivasi yang kuberikan. Ingat saja isinya, kelak kamu akan membutuhkannya."

Chen Ru tampak murung dan hanya bisa pasrah. Old Man masuk kedalam pondok, lalu dengan lambaian tangannya semua buku dalam pondok menghilang dan digantikan oleh buku-buku yang baru.

Sudah hampir lima kali Old Man melakukan ini, dan terkadang ia masih takjub dengan kemampuan Chen Ru untuk mengingat segala hal yang ia baca.

"Di sini semua buku adalah pilihan kakek. Semuanya sangat berharga. Karena itu kamu harus menghafal semuanya!"

Setelah Chen Ru melihat deretan buku-buku baru itu, dia sangat bahagia. Namun hanya beberapa detik setelah melihat judul dari ratusan buku ini, ekspresinya berubah cemberut.

"Kek, kenapa semuanya buku tentang kultivasi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun