Apakah memang sistem yang diciptakan dirasa kurang adil untuk beberapa golongan? Apakah masyarakat yang masih terbelakang sehingga sulit menerima kebijakan ini? Atau memang sebagian orang masih berorientasi bahwa sekolah itu harus negeri? Sangat disayangkan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Saya paham tujuan dari pemerintah sebenarnya memang baik, namun mengapa beberapa oknum masih menggelapkan mata hanya untuk mendapatkan uang? Dan mengapa sistem "Anak Titipan" masih terjadi setiap tahunnya? Bukankah jika terjadi pemalsuan data saat melakukan pendaftaran atau legalisasi maka hal tersebut dianggap melanggar hukum yang ada di negara ini? Lalu bagaimana nasib kita sebagai anak desa yang jauh dari kota?Â
Apakah memang kita harus terus diam dan menerima hal ini? Apakah ini adil Pak/ Bu? Apakah anak negeri ini tidak bisa bersuara? Orang tua kita juga punya mimpi suatu hari anaknya bisa bersekolah di sekolah negeri. Namun mengapa harapan orang tua kami harus terhalang hanya dengan lembaran uang dan pemalsuan data saja? Belum lagi nanti kalau memang kita harus bersekolah di sekolah swasta pandangan masyarakat juga mulai berteriak sana-sini.
Saya pribadi pernah mengalami kecurangan tersebut. Saya tidak berkecil hati karena saya tidak bisa masuk sekolah negeri, namun saya merasa kecewa mengapa tradisi yang sudah terjadi secara berulang ini tidak segera mendapat perhatian khusus. Berapa banyak lagi kecurangan yang harus terjadi setiap tahunnya. Jika ditahap akar saja pupuk yang diberikan sudah salah bagaimana dia bisa tumbuh menjadi tanaman yang indah?
"Bukankah disaat pasien masih mengeluhkan hal yang sama meskipun sudah diberikan terapi obat itu artinya ada ketidakselarasan antara kebutuhan pasien dan takaran obat yang diberikan? Maka dengan begitu perlu evaluasi dan jika perlu obat yang diberikan harus segera diganti untuk menghindari kerusakan yang lebih parah."Annita Istifadhah.
Dikutip dari: https://Daftar Dugaan Kecurangan PPDB 2023, dari Jual Beli Kursi hingga Titipan Pejabat - Tekno Tempo.com
 dan https://Sekolah Diminta Abaikan Surat Titipan Anak Selama PPDB SMA - Ayo Bogor
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H