Tidak Sekedar Menerjemahkan, Anda Perlu Lokalisasi
Kesalahan nomor satu yang dilakukan oleh sebagian besar jenis pemasaran saat memperluas pasar ke luar negeri adalah berpikir "terjemahan", yaitu jika kita perlu menjual produk online kita di Turki, kita hanya perlu menerjemahkan semuanya ke dalam bahasa Turki. Ternyata itu adalah kesalahan yang fatal, penerjemahan pada kenyataannya justru dapat merusak upaya pemasaran. Karena ketika menerjemahkan teks, itu hanya sekedar mengubah kata-kata ke dalam bahasa lain, tetapi tidak mampu menerjemahkan emosi, makna pesan, sebuah cita cita masyarakat, dan nilai nilai yang terkandung di dalamnya.Â
Yang perlu dilakukan adalah melokalkan bahasa. Seperti yang dilakukan McDonald, Dunkin Donuts, dan KFC di tempat-tempat seperti Cina dan Jepang, yang perlu membuat menu lebih menarik bagi selera lokal tetapi dalam tulisan versi tulisan yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Â
Hal ini membutuhkan keterlibatan seseorang yang menghargai budaya lokal dan dapat menyesuaikan pesan di dalam iklan sebagai strategi pemasarannya. Misalnya, gaya penulisan yang edgy, gaul, dan indie mungkin berhasil di Kanada, tetapi jika dibawa ke Korea Selatan bisa jadi tidak akan berterima.
Bahasa sebagai komunikasi manusia, harus ada makna, motif, pesan, dan gerakan dalam membangun sebuah hubungan. Perilaku konsumen saat ini cenderung membiaskan interpretasi mereka terhadap informasi baru. Bahkan ketika mereka dihadapkan inovasi untuk sebuah kemajuan, konsumen cenderung memilih ide yang sesuai dengan prakonsepsi mereka dan menghindari ide yang tidak sesuai.Â
Selain kesadaran dan kepekaan lintas budaya, salah satu keberhasilan komunikasi antarbudaya juga didasarkan pada pikiran yang terbuka terhadap pandangan dan kebiasaan lain, menghindari sikap menghakimi dan pelabelan dengan standar budaya kita, menerima fakta bahwa tidak ada budaya yang berlaku secara universal.
Saluran Pemasaran
Strategi sangat penting ketika memasarkan produk ke luar negeri. Selain mengetahui apa yang ingin sampaikan, kita juga harus tahu di mana harus menyampaikannya. Â Twitter memiliki pengguna aktif yang tinggi di Inggris, namun orang Indonesia hanya sebagian kecil yang menggunakan internet. Mendapatkan PR di Amerika Serikat mungkin tentang hubungan yang baik dengan jurnalis, tetapi di Indonesia, tokoh influencer yang jauh memiliki pengaruh lebih kuat kepada calon konsumen.Â
Sederhananya, buatlah sebuah analisis saluran pemasaran yang berhasil di negara target dan jangan berpikir bahwa kita bisa mengubahnya dengan keinginan dan standar dengan budaya asal. Tingkat penetrasi internet bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lain dan akan menunjukkan seberapa "online" pasar potensial.Â
Seberapa besar ketergantungan pada smartphone pintar di negara tersebut? Apakah orang-orang masih bergantung pada surat kabar? Siapa influencer yang paling tepat yang mampu mempengaruhi masyarakat lokal. Di beberapa bagian Afrika, kepala suku setempat adalah orang yang menjadi influencer untuk terkuat mendukung sebuah produk dan bisa menjadi alat pemasaran paling efektif.
Sehingga meskipun saat ini kita berada pada pertumbuhan teknologi yang sangat eksponensial, kita sebagai pemasar  bukan hanya trik teknis yang berusaha untuk mencapai semua angka metrik sosial medial. Namun, membutuhkan juga lebih banyak pengetahuan tentang dasar-dasar komunikasi. Kita hidup di dunia yang tidak memiliki pasar dengan budaya tunggal.Â