Mohon tunggu...
Annisa Zaenab Nur Fitria
Annisa Zaenab Nur Fitria Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Saya seorang psikolog klinis berlisensi dan pembaca di dunia anak-anak dan keluarga. Dalam kedua peran tersebut, saya percaya bahwa hidup kita terbuat dari banyak cerita. Dalam praktik saya, saya bertanya, menantang, dan memberdayakan pemikiran dan pola yang dibawa orang-orang dalam cerita mereka–dan memberikan makna yang lebih dalam.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

"Si Kecil" dalam Diri, yang Turut Memengaruhi Cara Kita Mencintai

29 Februari 2024   12:20 Diperbarui: 1 Maret 2024   00:50 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, buat mengisi kekosongan kasih sayang dari orang tua, tipe "The Vacillator" akan berusaha keras untuk mencari perhatian dan kasih sayang dari orang lain.

Saat mereka mencoba untuk membangun hubungan, sering kali tipe "The Vacillator" punya konflik batin dan tekanan emosional, karena ragu dan takut diabaikan sama orang lain. 

Selain itu, tipe "The Vacillator" juga memiliki kepekaan yang sangat tinggi. Mereka bisa merasakan perubahan kecil dari orang sekitarnya. Kepekaan ini yang buat mereka sering ragu dan takut kalau diabaikan sama orang lain.

Buat tipe "The Vacillator", penting banget untuk sabar sebelum membangun hubungan sama orang lain, biar enggak kecewa dengan ekspektasi yang mereka punya.

5. The Avoider 

Sekarang kita bahas tipe "The Avoider". Mereka biasanya tumbuh dari orang tua yang menganut nilai kemandirian tinggi. Mirip dengan tipe "The Vacillator", mereka juga besar dengan kekurangan kasih sayang.

Bedanya, tipe "The Avoider" ini tumbuh sebagai anak yang mandiri, berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Mereka cenderung menyimpan perasaan dan keinginan mereka yang muncul karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua.

Nah, si "The Avoider" ini lebih suka pakai logika daripada perasaan. Jadi, supaya bisa bangun hubungan yang sehat dan stabil, mereka perlu belajar buat membuka hati dan mengungkapkan apa yang mereka merasakan secara jujur. 

Benarkah Pengabaian Masa Kecil Memengaruhi Kita dalam Menjalin Hubungan Romantis?

Oke, selanjutnya kita akan membahas mengenai pengabaian emosional.

Pengabaian emosional itu seperti salah satu bentuk pelecehan emosional, loh. Ini bisa dikenali dari pola yang berulang di mana emosi anak dianggap remeh, enggak diakui, diabaikan, atau diminimalkan.

Misalnya, kalau kita besar sama orang tua yang cuek dan enggak respons sama kasih sayang atau perhatian kita, itu bisa dianggap bentuk pengabaian emosional.

Nah, pengabaian emosional ini pas banget jadi bahan pertimbangan buat lihat bagaimana pandangan kita terhadap dunia dan diri sendiri. Efeknya bisa lama dan bercabang, bahkan bisa mempengaruhi gaya keterikatan kita, lho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun