Mohon tunggu...
Annisa Tang
Annisa Tang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - www.bombonasam.club

Single Mom of 2 (Mom AFE). www.bombonasam.club / www.annisatang.com Blogger, Penulis, Mom, Social Media Life. Mami Keceh yang bawel, ceriwis, tajam setajam silet, namun hanya di atas kertas. Aslinya pendiam, hati saja yang masih suka berbicara menyuarakan keluh saat lidah sedang kelu. Walau sudah sendiri sejak 2019 silam, tapi bukan berarti menyendiri, karena asa berakhir ketika kontrak di dunia pun telah usai.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Net Zero Emissions - Upaya Menjadikan Bumi Lebih Ramah untuk Masa Depan

14 Oktober 2021   06:00 Diperbarui: 14 Oktober 2021   06:03 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah. (desain pribadi)

Untuk itu, bahan bakar ramah lingkungan dapat menjadi solusi terbaik saat ini sebagai makanan utama kendaraan pribadi yang kita miliki.

Indonesia masih menyediakan 3 pilihan bahan bakar jenis bensin untuk digunakan, yaitu premium, pertalite, dan pertamax. Walau pertamax terbagi lagi sesuai tingkatan research octan number (RON), tapi dari ketiganya, pertamax adalah yang paling ramah lingkungan.

Tingkatan RON pertamax dimulai dari RON 92. Setelahnya adalah pertamax plus dengan RON 95. Selain itu, ada juga pertamax turbo dengan RON 98, tapi baru tersedia pada beberapa SPBU saja di Indonesia. 

Penulis sendiri selalu memilih pertamax sebagai bahan bakar kendaraan pribadi, karena banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan menggunakan bahan bakar jenis ini. Salah satunya adalah semakin tinggi tingkat oktan, maka lebih ringan pula kerja mesin dalam melakukan pembakaran, sehingga selain dapat membuat mesin kendaraan menjadi lebih awet, juga dapat membuat udara tidak begitu tercemar karena emisi yang dibuang lebih sedikit.

Penulis berkendaraan pada gambar sebelum pandemi. (dokumen pribadi)
Penulis berkendaraan pada gambar sebelum pandemi. (dokumen pribadi)

5. Lebih sedikit makan daging lebih baik

Hal lainnya yang ternyata membawa dampak menyedihkan bagi bumi juga adalah lahan peternakan, karena termasuk salah satu penyumbang emisi yang besar juga bagi alam. Sehingga menghentikan konsumsi daging khususnya daging sapi, domba dan babi dapat membantu memperlambat perubahan iklim di dunia.

Peternakan sapi adalah penyumbang gas metana terbesar dari keseluruhan hewan ternak, dimana termasuk emisi efek rumah kaca yang dapat mempengaruhi pemanasan global.

Metana adalah gas tidak berbau yang menimbulkan efek rumah kaca. Pada lahan peternakan, metana berasal dari sendawa dan kotoran hewan ternak.

Oleh karenanya, mengalihkan konsumsi daging pada nabati, dapat mengurangi pencemaran udara karena diharapkan semuanya akan kembali ke hutan, tak ada lahan khusus peternakan lagi.

Setelah penulis mengetahui informasi mengenai pemanasan global yang disebabkan oleh lahan peternakan juga, walau belum sepenuhnya beralih pada nabati, tapi penulis dan keluarga sudah mulai mengurangi konsumsi daging merah sebagai wujud pengambilan peran dalam melestarikan lingkungan hidup.

Ilustrasi. (desain pribadi)
Ilustrasi. (desain pribadi)

6. Jangan meninggalkan 'bekas kehadiran' di setiap persinggahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun