Pernahkah Anda membayangkan bentuk adaptasi hewan yang hidup di air mendidih, minim kadar oksigen dan tinggi kadar belerang?
Belum pernah? Jangan-jangan, Anda malah mengernyit sambil bertanya dalam hati, 'Memangnya ada hewan yang bisa hidup di lingkungan seperti itu? Kalau oksigennya terbatas, apa hewan tersebut tidak sesak nafas? Kalau kadar belerangnya tinggi, apa hewannya tidak keracunan? Lalu, bagaimana bisa hewan hidup di air mendidih? Mateng dong, hewannya ....'
Nah, untuk menjawab rasa penasaran Anda, mari simak info tentang Xenograpsus testudinatus berikut ini.
Xenograpsus testudinatus ialah kepiting yang termasuk dalam famili Xenograpsidae. Nama "testudinatus" berasal dari bahasa Latin yang berarti cangkang penyu. Nama tersebut diberikan karena kepiting ini pertama kali ditemukan di Kueishan Tao, yang dalam bahasa Indonesia berarti Pulau Penyu. Lebih spesifik, kepiting ini hidup di sekitar hydrothermal vents yang ada di laut Pulau Kueishan, Taiwan.
Apa sih hydothermal vents itu?
Hydrothermal vents adalah sumber mata air panas di dasar laut yang terbentuk karena adanya aktivitas vulkanik. Hydrothermal vents dapat berbentuk fissure/crevice (celah) atau chimney (cerobong). Hydrothermal vents biasanya terletak di laut dalam, tapi ada juga yang terletak di laut dangkal seperti di laut sekitar Pulau Kueishan. Hydrothermal vents di sekitar pulau ini terletak pada kedalaman <30 m.Â
Berdasarkan karakteristik fisika-kimianya, lingkungan hydrothermal vents tergolong ekstrem bagi makhluk hidup. Karakteristik tersebut antara lain suhu tinggi; kadar sulfida, CO dan logam tinggi; kadar oksigen rendah; dan pH rendah (asam). Suhu cairan hydrothermal vents di sekitar Pulau Kueishan bahkan mencapai 116 derajat Celcius dan pHnya 1,75.
Tidak berlebihan rasanya jika hydrothermal vents dianalogikan sebagai 'neraka' bawah laut. Lingkungan hydrothermal vents jelas bukan habitat yang ideal bagi banyak hewan laut. Namun hal itu tidak berlaku bagi Xenograpsus testudinatus. Kepiting ini memiliki berbagai mekanisme adaptasi fisiologi dan tingkah laku sehingga mampu bertahan hidup di sekitar hydrothermal vents.
Hasil penelitian Hu dan timnya (2012) menunjukkan bahwa Xenograpsus testudinatus memiliki enzim pencernaan utama dan enzim proteolitik yang memiliki aktivitas tinggi. Karakter ini merupakan adaptasi terhadap ketersediaan makanan yang tidak menentu di alam. Enzim-enzim ini stabil pada suhu tinggi, kisaran pH yang luas, dan di lingkungan yang terdapat inhibitor anorganik seperti Cu2+, Fe2+, atau Co2+. Sifat-sifat ini menjadikan enzim dapat berfungsi di hydrothermal vents dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, kepiting ini mampu menyimpan sejumlah besar lipid di kelenjar usus bagian tengah (midgut) yang berfungsi sebagai cadangan makanan.