Mohon tunggu...
ANNISA SHABIRAH
ANNISA SHABIRAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI

43223110043 Kampus Universitas Mercu Buana Meruya | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Prodi S1 Akuntansi | Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB | Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quiz 12 - Edward Coke : Actus Reus Mens Rea Pada Kasus Korupsi di Indonesia

30 November 2024   19:49 Diperbarui: 30 November 2024   20:09 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya Actus Reus dan Mens Rea dalam Kasus Korupsi di Indonesia

Teori Edward Coke menjadi relevan di Indonesia karena membantu menegakkan keadilan dalam kasus-kasus korupsi yang kompleks. Berikut adalah alasan kenapa konsep ini penting:

Membedakan Tindakan Kriminal dari Tindakan Tidak Sengaja

Tidak semua tindakan yang tampak ilegal adalah tindak pidana. Actus reus membantu menentukan tindakan apa yang dilakukan, sementara mens rea mengidentifikasi apakah pelaku memiliki niat jahat. Hal ini penting untuk mencegah tuduhan yang salah atau tidak berdasar.
Contoh: Dalam kasus Hambalang, bukti actus reus menunjukkan bahwa dana proyek digunakan secara tidak semestinya, sedangkan mens rea menunjukkan niat pelaku untuk memperkaya diri dengan menerima suap.

Membangun Kasus Hukum yang Solid

Pengadilan memerlukan bukti actus reus dan mens rea untuk memastikan kejahatan korupsi dapat dihukum secara sah. Jika salah satu elemen ini tidak terbukti, pelaku dapat bebas dari tuduhan.
Contoh: Dalam kasus korupsi pajak Gayus Tambunan, actus reus-nya adalah penerimaan uang suap dari wajib pajak, sementara mens rea-nya adalah niat untuk menyalahgunakan wewenang demi keuntungan pribadi.

Mengungkap Modus Operandi Pelaku Korupsi

Banyak pelaku korupsi menggunakan sistem birokrasi yang kompleks untuk menyamarkan tindakannya. Analisis mens rea dapat membantu mengungkap niat di balik tindakan tersebut, meskipun secara administratif tampak sah.
Contoh: Dalam kasus BLBI, pelaku menyamarkan penggelapan dana sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional.

Menegakkan Akuntabilitas Pejabat Publik

Pejabat publik memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menjalankan wewenang dengan integritas. Teori actus reus dan mens rea membantu memastikan bahwa pelanggaran tanggung jawab ini dihukum secara adil.

HOW

PPT PROF. APOLLO - TM 12
PPT PROF. APOLLO - TM 12

Bagaimana Penerapan pada Kasus Korupsi di Indonesia

1. Kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)

  • Actus Reus:
    Penyaluran dana BLBI senilai ratusan triliun rupiah kepada bank-bank bermasalah tanpa pengawasan ketat, yang kemudian disalahgunakan oleh pihak bank untuk kepentingan pribadi.
  • Mens Rea:
    Kesengajaan pelaku, termasuk pejabat tinggi, untuk menggelapkan dana tersebut demi keuntungan pribadi dan kroni politik.

2. Kasus Jiwasraya

  • Actus Reus:
    Manipulasi investasi oleh manajemen Jiwasraya yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp 16 triliun. Dana nasabah dialokasikan ke saham-saham berisiko tinggi.
  • Mens Rea:
    Niat jahat pelaku untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari pengelolaan dana yang tidak transparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun