Mohon tunggu...
ANNISA SHABIRAH
ANNISA SHABIRAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI

43223110043 Kampus Universitas Mercu Buana Meruya | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Prodi S1 Akuntansi | Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB | Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 1 - Integritas Sarjana dan Optimalisasi Perkembangan Moral Kohlberg's

18 Oktober 2024   17:11 Diperbarui: 18 Oktober 2024   17:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam upaya meningkatkan integritas sarjana, tentu saja ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

  • Tekanan untuk mencapai prestasi: Tekanan untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi dapat mendorong mahasiswa untuk mengambil jalan pintas.
  • Kurangnya kesadaran akan pentingnya integritas: Beberapa mahasiswa mungkin tidak menyadari pentingnya integritas atau menganggap bahwa pelanggaran etika adalah hal yang biasa.
  • Perubahan yang cepat: Perubahan yang cepat dalam dunia akademik dapat membuat sulit untuk menjaga integritas.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya yang berkelanjutan dan melibatkan seluruh komponen dalam komunitas akademik, mulai dari pimpinan perguruan tinggi, dosen, mahasiswa, hingga staf administrasi.

Meningkatkan integritas sarjana merupakan tugas yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Dengan menggabungkan pendidikan moral, penguatan sistem pengawasan, pembangunan budaya organisasi yang mendukung integritas, dan kolaborasi dengan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan akademik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan.


Penguatan Budaya Integritas 

Pembentukan Kode Etik Akademik

Kode etik akademik merupakan pedoman perilaku yang jelas dan tegas bagi seluruh anggota komunitas akademik. Kode etik ini harus disusun secara partisipatif melibatkan semua pihak terkait, mulai dari pimpinan perguruan tinggi, dosen, mahasiswa, hingga staf administrasi. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kode etik antara lain:

  • Kode etik harus disusun dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.
  • Kode etik harus relevan dengan konteks akademik dan mencerminkan nilai-nilai yang ingin dijunjung tinggi oleh institusi.
  • Proses penyusunan kode etik harus melibatkan semua pihak terkait agar kode etik yang dihasilkan dapat diterima dan dilaksanakan oleh semua anggota komunitas akademik.
  • Kode etik harus disosialisasikan secara luas kepada seluruh anggota komunitas akademik melalui berbagai cara, seperti workshop, seminar, atau publikasi.

Mekanisme Pelaporan Pelanggaran

Mekanisme pelaporan pelanggaran yang jelas dan mudah diakses sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi siapa saja yang ingin melaporkan tindakan yang tidak etis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun mekanisme pelaporan antara lain:

  • KIdentitas pelapor harus dijaga kerahasiaannya untuk melindungi mereka dari tindakan balas dendam.
  • Proses penanganan laporan harus dilakukan secara adil dan transparan.
  • Sebaiknya melibatkan pihak independen, seperti komite etik, dalam proses penanganan laporan.
  • Sanksi yang akan diberikan kepada pelanggar harus jelas dan proporsional dengan tingkat pelanggaran.

Sanksi yang Tegas

Sanksi yang tegas merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya pelanggaran etika. Sanksi yang diberikan harus bersifat mendidik dan memberikan efek jera. Beberapa contoh sanksi yang dapat diterapkan antara lain:

  • Peringatan tertulis : Untuk pelanggaran ringan.
  • Pencabutan gelar akademik : Untuk pelanggaran berat, seperti plagiarisme atau pemalsuan data.
  • Larangan mengikuti kegiatan akademik : Untuk sementara waktu atau permanen.
  • Publikasi hasil investigasi : Untuk kasus yang melibatkan kepentingan publik.

Penguatan Budaya Integritas

Selain pembentukan kode etik, mekanisme pelaporan, dan pemberian sanksi, ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk memperkuat budaya integritas di lingkungan akademik, antara lain:

  • Pembentukan role model
    Mengidentifikasi dan memberikan penghargaan kepada individu yang menunjukkan integritas tinggi.
  • Peningkatan kesadaran
    Melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, dan kampanye, meningkatkan kesadaran mahasiswa dan dosen tentang pentingnya integritas.
  • Kolaborasi dengan lembaga eksternal
    Bekerja sama dengan lembaga eksternal, seperti lembaga sertifikasi dan organisasi profesi, untuk mengembangkan standar integritas yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun