Mohon tunggu...
rodha
rodha Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kondisi Ekosistem Hutan Mangrove di Pulau Bintuni Papua Barat

21 Maret 2020   22:04 Diperbarui: 21 Maret 2020   22:14 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menangani isu permasalahan diatas adalah setiap perusahaan setelah melakukan penebangan pohon mangrove,setelah itu melakukan penanaman kembali bibit mangrove tersebut agar tidak mengurangi komposisi mangrove tersebut dan hendaklah memakai pohon mangrove tersebut secara secukupnya jangan terlalu berlebihan dalam penebangan hutan mangrove agar tidak terjadi kerusakan pohon mangrove disekitarnya.

Daerah di bagian utara Papua Barat hutan mangrove juga mengalami sisa sedikit karena banyak telah ditebang. Menurut Kepala Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah Denpasar,sasmitohadi mengatakan bahwa penyebab dari ekosistem mangrove di Papua Barat adalah keterbatasan akses menuju kawasan hutan mangrove, kepadatan, dan keragaman penduduk juga semakin rendah.

Sampai sekarang mangrove belum terekploitasi dan hanya dimanfaatkan untuk keperluan warga disekitarnya, seperti memanfaatkan pohon untuk kayu bakar,membuat kapal kecil, dan tiang rumah. Buah mangrove dimanfaatkan untuk pengganti karbohidrat,serta buah,akar,dan kulit dimanfaatkan untuk obat-obatan.

Ekosistem mempunyai kekhasan secara tidak langsung menjadi pembatas jenis vegetasi yang tumbuh didalamnya. Dalam ekosistem ini mempunyai lingkungan sebagai akibat perpaduan darat dan laut yang berbeda dengan lingkungan lainnya. Dalam komunitas mangrove mengelompokkan berdasarkan zonasi,sejajar dengan garis pantai kearah darat sampai perbatasan ekosistem mangrove dan daratan.

Dari komposisi,kerapatan,frekuensi,dan dominasi jenis mangrove serta pola pengelompokkan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti tekstur tanah,salinitas,dan fisiografi. Menurut Kusmana(2003), faktor lingkungan yang mempengaruhi ekosistem mangrove adalah topografi pantai,iklim(cahaya,curah hujan,suhu udara,angin),pasang surut,gelombang dan arus,salinitas,Ph,oksigen terlarut,tanah,unsur hara,bahan organic,nutrient,dan proteksi. Adapun faktor yang mempengaruhi adaptasi pohon mangrove diatas adalah fluktuasi pasang surut,salinitas,dan tanah.

Sifat fisik tanah dapat mempengaruhi pola pengelompokkan komunitas adalah tekstur tanah dan berat jenis tanah. Dua tekstur tanah yang berbeda pada dua releve tertentu dapat menumbuhkan jenis vegetasi yang berbeda. Salinitas yang tinggi bisa membuat akar mangrove kuat untuk menahan pukulan gelombang yang sangat kuat.

Pada salinitas yang rendah membuat mangrove tersebut tergenang air pada saat air laut pasang. Dalam fluktuasi pasang surut dan ketinggian air permukaan laut menyebabkan salinitas yang beragam disetiap wilayah mangrove. Daerah yang selalu digenangi air dengan zonasi ditengah didominasi oleh Avicennia Alba,Avicennia Officinalis,dan Xylocarpus granatum.

Untuk daerah yang digenangi air dengan zonasi pedalaman didominasi oleh Bruguiera Sexangula. Untuk daerah yang digenangi dengan zonasi pinggir sungai didominasi oleh Rhizopora Mucronata.

Kenapa Magrove di pulau Bintuni harus di lestarikan,karena mangrove di pulau tersebut memberikan manfaat untuk masyarakat disekitar, dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sosial dan ekonomi(kayu bakar,tiang rumah,sumber makanan,dan obat-obatan.

Adanya pohon mangrove ini,bisa menghasilkan hewan seperti kepiting,ikan,udang,dan ulat lembode sehingga dengan adanya hewan tersebut bisa di jual untuk pendapatan sehari-hari. Secara fisiologis,mangrove  juga bermanfaat untuk mereduksi gelombang tsunami,penyerapan limbah,dan menjaga garis pantai.

Banyak sekali manfaat dan kegunaan dari pohon mangrove kita bisa memberikan kepada generasi penerus,hingga anak cucu kita,agar kedepannya mangrove tetap lestari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun