Mohon tunggu...
Annisa Nurul Koesmarini
Annisa Nurul Koesmarini Mohon Tunggu... Wirausaha - Do Good, Feel Good

Saya Senang Membaca-Menulis-Menonton-Berbisnis Jika membaca diibarat menemukan harta karun. Maka menulis seperti menjaga harta karun itu tetap abadi. Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku, Tol Cipali, dan Kampung Halamanku

3 Agustus 2015   20:10 Diperbarui: 3 Agustus 2015   23:35 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lupa, saya memberikan saran kepada Olly (adikku yang menyetir) agar mematok kecepatan antara 80 km/jam sampai dengan 100 km/jam saja (sesuai anjuran yang direkomendasikan oleh pengelola Tol Cipali). Sebab ngebut (terutama di atas 130 km/jam) di Tol Cipali sama saja dengan maut begitu kata spanduk yang dipasang oleh PT. Lintas Marga Sedaya (Pengelola Tol Cipali) dan Ditlantas Polda Jabar. Hal ini masuk akal sekali bila dijelaskan dengan ilmu fisika yang dinamakan momen inersia, yang menjelaskan bahwa setiap benda yang bergerak akan cenderung terus bergerak (kalau saya nggak salah, karena seingat saya ini pelajaran waktu SMA dulu). Jadi ketika mobil bergerak dengan kencang, maka ia cenderung akan terus bergerak. Ketika kita melakukan pengereman untuk menghambat laju mobil, maka jelas memerlukan waktu tertentu untuk membuat mobil tersebut berhenti dengan sempurna (disebabkan momen inersia tadi). Nah, jika kita ngebut di jalan yang beraspal mulus (seperti Tol Cipali ini) sudah pasti gaya gesek ban terhadap jalan akan sangat sedikit, tentu akan membuat kecepatan mobil sangat mudah untuk dipacu walaupun kita hanya menginjak gas sedikit saja. Ketika mobil di depan kita mengerem/berjalan melambat, tentu mobil akan butuh waktu untuk berhenti dengan sempurna dikarenakan prinsip momen inersia tadi. Jadi, penting sekali bagi pengendara untuk menjaga jarak batas aman kendaraannya satu dengan yang lain serta menjaga kecepatan mobil mereka sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pengelola tol.  

Spanduk yang Dipasang oleh PT. LMS Pengelola Tol Cipali dan Ditlantas Polda Jabar, Ngebut = Maut [Foto: Dokumen Pribadi]

Nah, sekedar info saja buat teman-teman  yang ingin menuju arah Kalijati, Purwadadi, dan Sukamandi, maka teman-teman disarankan untuk keluar di pintu Tol Kalijati km.98. Bagi yang mau mudik ke Bandung, Lembang, Pamanukan, dan Subang bisa exit di pintu Tol Subang km.110. Kemudian bagi yang mau ke arah Cikedung, Sakamurang, Majalengka bisa keluar di Pintu Tol Cikedung Km.138. Lalu yang mau menuju ke arah Kertajati, Majalengka, Sumedang bisa keluar di pintu Tol Kertajati km.159. Selanjutnya, bagi yang mau mudik ke Majalengka, Jatiwangi, dan Sumberjaya bisa exit di pintu Tol Sumberjaya km.175. Sedangkan yang mau menuju ke arah Brebes, Cirebon, dan seterusnya bisa keluar di pintu Tol Palimanan km.188. Petunjuk jalan di Tol Cipali ini menurut saya sudah cukup lengkap karena 1 km dan 500 meter sebelum exit tol kita sudah diberitahu oleh papan penunjuk jalan, kemudian 5 km sebelum rest area juga diberitahu.

Exit di Pintu Tol Kalijati Km.98 Bagi yang Mau Menuju Arah Kalijati, Purwadadi, dan Sukamandi [Foto: Dokumen Pribadi]

 

Exit di Pintu Tol Subang Km.110 Bagi yang Mau Mudik ke Bandung, Lembang, Pamanukan, dan Subang [Foto: Dokumen Pribadi]

 

Exit di Pintu Tol Cikedung Km.138 Bagi yang Mau Menuju ke Arah Cikedung, Sakamurang, dan Sumedang  [Foto: Dokumen Pribadi]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun