Sifat-sifat yang membuat tanaman tahan iklim biasanya membuatnya lebih tangguh. Ini bisa termasuk ketahanan terhadap suhu tinggi atau rendah, kemampuan untuk mengatasi stres kekeringan atau kelebihan air, dan ketahanan terhadap penyakit atau hama tertentu yang mungkin meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim. Meningkatkan adaptasi tanaman terhadap variasi iklim, petani dapat memilih varietas tanaman yang paling sesuai dengan kondisi iklim lokal mereka dengan menekankan keberagaman genetik (Aqil et al., 2023).
Pemilihan varietas tanaman tahan iklim tidak hanya mempertimbangkan ketahanan tetapi juga kualitas hasil panen dan produktivitas. Hal tersebut penting bagi petani agar mereka dapat bertahan di tengah perubahan iklim dan memenuhi permintaan pangan yang meningkat. Selain peneliti dan ilmuwan pertanian, peneliti bekerja sama dengan petani untuk memilih varietas tanaman yang tahan iklim (Laila et al., 2023).
Petani lokal menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka tentang kondisi pertanian untuk memilih varietas yang paling cocok dengan lingkungan mereka. Secara keseluruhan, memilih varietas tanaman tahan iklim adalah cara proaktif untuk menghadapi perubahan iklim di sektor pertanian, hal tersebut adalah langkah strategis untuk mengurangi risiko terhadap hasil produksi pertanian dan mendukung ketahanan pangan di tengah perubahan iklim global (Waahyuni et al., 2022).
Â
Pemanfaatan teknologi inovatif dalam pertanian
Pemanfaatan teknologi baru menjadi penting di era perubahan iklim dan tantangan pertanian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan ketahanan sektor pertanian. Teknologi tersebut tidak hanya memungkinkan pemantauan kondisi pertanian yang lebih baik, tetapi juga memberikan solusi adaptif untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Penggunaan sensor dan pemantauan real-time merupakan komponen penting dari penggunaan teknologi inovatif. Kondisi tanah, ketersediaan air, dan perkembangan tanaman diukur oleh sensor tanah dan udara. Hal yang memungkinkan petani untuk menemukan masalah potensial lebih awal, seperti serangan hama atau kekurangan air, dan mencegah mereka terjadi (Sukomarjo et al., 2023).
Petani mulai menggunakan drone pertanian sebagai alat untuk memantau lahan pertanian mereka. Kemampuan drone untuk mengirimkan citra udara dengan resolusi tinggi memungkinkan analisis yang lebih mendalam tentang kondisi tanah dan tanaman, dan petani dapat menggunakan data yang diperoleh dari drone untuk membuat keputusan yang lebih cerdas tentang bagaimana mengatur tanah, mengairi, dan memilih varietas tanaman yang tepat. Analisis data dan kecerdasan buatan (AI) adalah dua contoh teknologi inovatif lainnya. Kecerdasan buatan dapat membantu sistem prediksi iklim memberikan petani informasi proaktif tentang perubahan cuaca yang mungkin terjadi. Analisis data juga dapat membantu dalam perencanaan produksi yang lebih baik dengan menemukan pola yang tidak terlihat sebelumnya (Savitri, 2019).
Teknologi canggih tidak hanya membantu petani tetapi juga membantu keberlanjutan lingkungan. Teknologi yang efisien dapat mengurangi penggunaan bahan kimia, mengoptimalkan penggunaan air, dan mengurangi dampak buruk pada lingkungan. Teknologi irigasi pintar adalah solusi kreatif lainnya untuk manajemen sumber daya air yang lebih efisien. Data pemantauan tanah dan cuaca dapat digunakan untuk mengatur sistem untuk mengoptimalkan penggunaan air untuk kebutuhan tanaman (Sari, 2021).
Teknologi yang efektif dapat mengurangi penggunaan bahan kimia, mengoptimalkan penggunaan air, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Memastikan bahwa petani dapat mengadopsi dan mengoptimalkan teknologi baru, sangat penting untuk dilatih dan dididik tentangnya. Kolaborasi antara sektor pertanian, lembaga riset, dan penyedia teknologi sangat penting untuk mendukung transisi menuju pertanian yang lebih cerdas dan tangguh terhadap perubahan iklim. Teknologi inovatif berfungsi sebagai mitra strategis dalam mencapai pertanian yang berkelanjutan dan adaptif, bukan hanya sebagai alat (Dewi & Rahayu, 2022).
Â
KESIMPULAN