Zaman sudah semakin berkembang, tetapi nyatanya tidak seiring dengan tingkat keyakinan masyarakat kepada Tuhannya. Seolah-olah apa segala sesuatu yang ada saat ini karena manusia itu sendiri saja.Â
Melupakan bahwasannya manusia itu sendiri hanyalah sosok makhluk yang keberadaannya rendah dan diciptakan dari sesuatu yang hina. Bertindak semau-maunya tanpa berpikir panjang. Hingga pada akhirnya secara tidak sadar perlahan berjalan menuju kebinasaan.
Hal tersebut terlihat pada keberadaan fenomena cek khodam, ramalan zodiak, sampai dengan ramalan kiamat. Fenomena tersebut sudah menjadi hal biasa dan tidak lagi asing di masyarakat. Bagi orang-orang yang tidak memiliki keimanan yang kuat sudah tentu dapat dengan mudah tertarik dengan pembahasan dan trend seperti ini.Â
Mereka rela mendatangi "orang pintar" baik secara online maupun offline, menggelontorkan dana yang terbilang tidak sedikit. Dengan niat mendapatkan sebuah kabar baik, keberuntungan hidup, dan juga perlindungan mereka terus berusaha mencari tau lebih dalam. Mereka begitu mudah untuk percaya, sehingga hal-hal yang belum tentu terjadi pun tertanam dalam pemikirannya.
Dunia maya menjadi media penyumbang terbesar atas beredarnya fenomena ramalan-ramalan tersebut. Munculnya berbagai aplikasi sosial media makin mempermudah setiap orang untuk menemukannya, baik dari bentuk video maupun narasi. Bahkan mirisnya berbagai kalangan dengan mudahnya mengakses, tanpa adanya filter pembatas.
Sangat disayangkan sekali, di negeri yang terkenal dengan mengutamakan sila "Ketuhanan" ternyata masih banyak orang yang tidak percaya dengan Tuhannya sendiri. Terlebih negeri ini didominasi oleh orang-orang Islam yang memiliki landasan utama yaitu Tauhid. Rasa-rasanya banyaknya rumah ibadah (masjid dan mushalla) yang beredar, majelis ta'lim, pakaian menutup aurat pun tidak cukup untuk bisa mengingatkan bahwasannya seorang muslim harus selalu ingat dan taat kepada Allah swt.
Allah swt berfirman dalam Q.S An-Naml ayat 65:
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan."
Keberadaan ayat tersebut makin diperkuat dengan keberadaan sebuah hadist dari Mu'awiyah bin Al Hakam As Sulamiy dia berkata, "Di antara kami ada yang mendatangi para tukang ramal". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Jangan datangi tukang ramal tersebut." (HR. Muslim no. 537)
Kedua dalil di atas sudah sangat jelas melarang untuk umat Islam mendekati ramalan, tukang ramal, maupun hal-hal gaib yang tidak dapat dipastikan kejelasannya. Ramalan tentang khodam yang dipercaya dapat memberikan penjagaan bagi manusia; ramalan zodiak yang dipercaya dapat menjelaskan tentang diri, keberuntungan, serta kesialan dalam kehidupan seseorang; hingga ramalan kiamat yang dipercaya jika kita mengetahuinya, maka kita akan dapat menghindarinya adalah sebuah kesalahan besar.Â
Karena sesungguhnya takdir kehidupan (rezeki, amal, ajal, sengsara atau bahagia) tentang seseorang sudah ditentukan sejak orang tersebut masih berusia 4 bulan di dalam kandungan. Adapun takdir yang dapat diubah layaknya kesuksesan maupun pencapaian dalam hidup, hanya dapat berubah jika orang tersebut mengusahakannya, bertawakal, dan berdoa hanya kepada Allah.
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan,Â
"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah ('alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga." (HR. Bukhari No. 6594 dan HR. Muslim No. 2643)
Manusia hanyalah makhluk yang diciptakan Allah di dunia untuk beribadah kepada Allah swt. Apabila kita masih saja dengan mudahnya mempercayai ramalan, artinya ada yang salah dalam ibadah yang kita lakukan selama ini. Ada niat yang sudah melenceng sehingga tidak menghantarkan pelakunya menuju perbaikan diri di setiap harinya.
Semoga hal ini dapat menjadi renungan untuk kita senantiasa kembali dan mendekat kepadaNya. Memperbaiki kembali setiap ibadah yang dilakukan dan menjadikan diri senantiasa dekat kepada hal-hal yang membawa kebaikan. Mengingat kembali bahwasannya setiap takdir dan ketetapan yang Allah swt berikan nantinya pasti selalu yang terbaik untuk diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H