Mohon tunggu...
Annisa Nur
Annisa Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemelajar

Bermanfaat bagi sekitar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramalan Tersiar, Keimanan Pudar

14 Agustus 2024   12:09 Diperbarui: 14 Agustus 2024   12:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membakar Lilin di Dekat Kartu Tarot di Atas Meja (www.pexels.com/Anete Lusina)

Karena sesungguhnya takdir kehidupan (rezeki, amal, ajal, sengsara atau bahagia) tentang seseorang sudah ditentukan sejak orang tersebut masih berusia 4 bulan di dalam kandungan. Adapun takdir yang dapat diubah layaknya kesuksesan maupun pencapaian dalam hidup, hanya dapat berubah jika orang tersebut mengusahakannya, bertawakal, dan berdoa hanya kepada Allah.

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, 

"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah ('alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga." (HR. Bukhari No. 6594 dan HR. Muslim No. 2643)

Manusia hanyalah makhluk yang diciptakan Allah di dunia untuk beribadah kepada Allah swt. Apabila kita masih saja dengan mudahnya mempercayai ramalan, artinya ada yang salah dalam ibadah yang kita lakukan selama ini. Ada niat yang sudah melenceng sehingga tidak menghantarkan pelakunya menuju perbaikan diri di setiap harinya.

Semoga hal ini dapat menjadi renungan untuk kita senantiasa kembali dan mendekat kepadaNya. Memperbaiki kembali setiap ibadah yang dilakukan dan menjadikan diri senantiasa dekat kepada hal-hal yang membawa kebaikan. Mengingat kembali bahwasannya setiap takdir dan ketetapan yang Allah swt berikan nantinya pasti selalu yang terbaik untuk diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun