"Kalau lagi banyak masalah di kuliah, biasanya saya ga sadar sayat-sayat lengan saya, Bu. Kalau udah keluar darah banyak, rasanya legaaaa..."
"Lagi pandemi gini, pacar saya putusin saya. Padahal udah lama banget saya sama dia Bu. Cuma dia yang bisa ngertiin saya. ga bisa kemana-mana, ga bisa cerita ke siapa-siapa, akhirnya kalau down banget saya suka cutting (istilah yang sering digunakan untuk menyayat pergelangan tangan)"
"Saya ga tahan sama perlakuan suami saya ke saya mbak. Kalau dia udah mulai marah-marah padahal dia yang salah, lalu ke luar rumah, pasti ketemu sama cewek itu. Pikiran saya terus kemana-mana, rasanya pengen bawa mobil kenceng-kenceng trus tabrakin ke tembok, biar mati aja"
"Temen saya kalo pas ada masalah sama pacarnya pasti bilang mau bunuh diri. Pas ada masalah di kampus atau sama temen-temen, terus ngancam mau bunuh diri. Minta saya dateng kosnya. Tapi kayanya dia cuma minta ditemenin, Bu.Â
Ngancemnya aja mau bunuh diri, padahal sebenernya ga berani. Kalo diladenin semakin menjadi. Saya harus tetep dateng ke kosnya kalau dia ngancem-ngancem lagi, atau didiemin aja sih Bu? Saya takutnya kalo ga diturutin dia bunuh diri beneran. Tapi kalo diturutin, dia semakin begitu."
Cerita seperti itu, dan banyak keluhan serupa beberapa kali muncul di ruang konsultasi psikologi saya. Berita buruknya, ternyata hal tersebut tidak hanya terjadi secara lokal, tetapi di seluruh dunia. Data WHO menunjukkan bahwa hampir 800 ribu orang di dunia meninggal setiap tahunnya karena bunuh diri.Â
Dan untuk setiap kasus bunuh diri yang berhasil, terdapat sekitar 20 kali percobaan bunuh diri yang tidak berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa bunuh diri atau keinginan bunuh diri bukanlah perkara yang main-main dan mungkin saja hal tersebut selama ini telah terjadi di sekeliling kita.Â
Namun demikian, berita baiknya keinginan bunuh diri tidak mungkin muncul begitu saja di pikiran seseorang. Butuh proses tertentu hingga akhirnya muncul keinginan bunuh diri pada diri seseorang. Hal ini berarti bahwa bunuh diri dapat dicegah. Kita masih punya waktu untuk membantu mencegah terjadinya bunuh diri pada orang-orang di sekitar kita.
Lantas, bagaimana cara kita membantu orang terdekat di sekitar kita yang memiliki keinginan bunuh diri? Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah mereka melakukan upaya tersebut?Â
Jika ada orang yang mengatakan pada kita ingin melakukan bunuh diri, apakah hanya merupakan upaya mendapatkan perhatian ataukah memang sungguh-sungguh? Bagaimana kita merespon mereka dengan cara yang membantu dan bukannya memperparah?
Adanya tanda ingin bunuh diri, tidak berarti pasti bunuh diri, tetapi pasti butuh bantuan.
Kadangkala kita menghadapi teman terdekat kita mengeluhkan ingin bunuh diri atau bahkan mengancam. Ancamannya ini diutarakan berulang hingga kita merasa dia hanya ingin mencari perhatian tetapi tidak mungkin dilakukan. Sementara teman kita yang lain, sama sekali tidak mengatakan apapun.Â
Kesehariannya terlihat baik-baik saja meskipun kita tahu Ia menanggung beban hidup yang sangat berat. Namun beberapa waktu terakhir dia menghilang, tidak terdengar kabar beritanya. Bagaimana kita bisa membantu mencegah dua teman kita tersebut melakukan upaya bunuh diri? Berikut langkah yang bisa dilakukan.
1. Kenali individu beresiko
Terdapat beberapa kategori individu yang rentan melakukan bunuh diri. Diantaranya adalah orang yang memiliki kerentanan genetis atau mengalami gangguan mental berat, memiliki hubungan sosial yang kurang baik dan dukungan sosial yang minim, memiliki trauma dan masa lalu yang sulit, pernah menjadi korban kekerasan, serta orang dengan latar belakang keluarga yang juga melakukan bunuh diri.Â
Jika kita dekat dengan orang yang memiliki kerentanan tersebut, maka amati hal berikut lebih lanjut. Apakah hal-hal berikut terjadi akhir-akhir ini.
a. Bicara tentang bunuh diri, alat-alat bunuh diri, dan cara-cara bunuh diri baik secara langsung maupun dengan isyarat
b. Sulit makan atau tidur
c. Menunjukkan perubahan perilaku yang drastis
d. Kehilangan minat di pendidikan, pekerjaan, atau hobi
e. Kehilangan minat pada penampilan pribadinya
f. Meningkatkan penggunaan alkohol atau narkoba
g. Mengambil resiko yang tidak perlu
h. Menarik diri dari kegiatan sosial
i. Menulis surat wasiat atau memberikan barang berharga
Apabila pengamatan kita menunjukkan bahwa teman kita termasuk individu berisiko dan melakukan hal-hal tersebut di atas akhir-akhir ini, maka jangan abaikan. Mungkin Ia akan melakukan upaya bunuh diri yang sesungguhnya. Lakukan langkah berikutnya untuk membantu mereka.
2. Bantu turunkan faktor resiko dan tingkatkan faktor protektif
Bantu teman kita menghindari hal-hal yang dapat mencetuskan keinginan bunuh dirinya. Bantu mereka mengurangi rasa bersalah, perasaan kesepian, penolakan, kekerasan, diskriminasi, tekanan, serta permasalahan sulit.Â
Sebagai gantinya, bantu Ia untuk meningkatkan kemampuannya mengatasi masalah, toleransi terhadap stres, dukungan sosial, harga diri, serta kebermaknaan dan tujuan hidup. Jika merasa kesulitan, jangan segan konsultasikan caranya pada profesional.
 3. Berikan dukungan nyata
Orang yang sampai memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya, biasanya sedang di masa yang sulit untuk berfikir jernih. Semua permasalahan yang dihadapinya terasa buntu, tidak ada jalan keluar. Maka hal yang paling dibutuhkannya adalah dukungan yang nyata.
a. Bantu mereka menyelesaikan permasalahannya secara teknis langkah demi langkah,
b. Tunjukkan rasa empati kita, sampaikan bahwa kita dapat mengerti kebingungan dan kesedihan yang mereka rasakan
c. Ajak mereka bicara terbuka dari hati ke hati
d. Ajak mereka mencari bantuan profesional untuk membantu menyelesaikan permasalahannya
4. Look, Listen, and Link sebagai upaya pertolongan pertama
Bagaimana jika upaya bunuh diri terjadi di depan mata kita? Apa yang dapat kita lakukan untuk menolong orang terdekat kita tersebut?
a. Look
Pastikan kondisi aman secara fisik. Jauhkan dari benda-beda dan hal-hal yan dapat mempermudah sahabat kita melakukan upaya bunuh diri. Kemudian sebisa mungkin penuhi dulu apa yang diinginkannya.
b. Listen
Dengarkan keluhannya tanpa berusaha menasihati dan menghakimi. Tunjukkan bahwa kita mengerti apa yang dikatakan dan dirasakannya. Tetap tenang mendengarkan kebutuhan dan keluhannya.
c. Link
Kita tidak bisa mengatasi permasalahan tersebut sendirian. Maka segera hubungkan dengan pertolongan terdekat. Secara fisik, hubungkan dengan orang yang bisa menjaga dan memperhatikannya sepanjang waktu, misalnya keluarga.Â
Jika sudah terjadi usaha menyakiti diri, segera bawa ke fasilitas medis terdekat. Secara psikologis, segera hubungkan dengan profesional seperti psikolog atau psikiater untuk membantunya menyelesaikan permasalahannya dan menghindari keinginan bunuh dirinya. Berikan informasi yang jelas dan mudah dicerna sehingga mudah dijalankan.
Demikian beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membantu teman kita menghadapi keinginannya melakukan bunuh diri. Perhatian dan ketulusan kita dalam membantu mereka sangat membantu mencegah mereka melakukan upaya bunuh diri.
Amati diri sendiri.
Hal berikutnya yang tak kalah penting dilakukan adalah, sebelum mengamati orang lain, kita juga harus mengamati diri kita sendiri. Kita akan kesulitan menolong orang lain jika diri kita juga tidak dalam keadaan yang baik. Bunuh diri adalah hal yang belakangan ini sering terjadi. Keinginan bunuh diri tak jarang diawali oleh stres harian yang tak tertangani dengan baik.Â
Namun demikian, keinginan bunuh diri tidak mungkin muncul begitu saja. Pasti melalui proses panjang yang meninggalkan tanda-tanda. Yuk kita amati stres harian kita apakah sudah tertangani dengan baik. Lakukan upaya pencegahan bunuh diri dengan latihan manajemen stres yang baik. Jika kesulitan, jangan segan hubungi profesional ya. Mencegah lebih baik daripada memperbaiki.
Pustaka
IPK Indonesia. 2019. Promosi Kesehatan Jiwa dan Pencegahan Bunuh Diri.
Maimunah, Annisa. 2019. Materi Peran Lingkungan dalam pencegahan bunuh diri yang disampaikan dalam Seminar Pencegahan Bunuh Diri 2019.
World Health Organization. (2013). Psychological First Aid: Facilitator's Manual for Orienting Field Workers. Geneva: WHO Press. www.who.int.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H