Menyusui merupakan gaya hidup yang sangat baik. Hampir sebagian besar ibu yang melahirkan, terutama anak pertama, mengalami kesulitan menyusui. Beberapa mencoba bertahan untuk tetap menyusui, namun sayangnya banyak ibu yang menyerah. Sebagian besar ibu pasti ingin menyusui dan memberikan ASI pada bayi yang dilahirkannya. Ketika ada ibu yang tidak menyusui terkadang hal ini bukan karena mereka tidak mau, namun sebagian besar karena kurangnya informasi yang relevan tentang menyusui dan ASI itu sendiri.
Bayi didesain untuk menyusu. Bayi lahir sehat cukup bulan memiliki refleks “makan” supaya bisa bertahan hidup dengan baik. Ketika ada seseorang yang menyentuh bibir atau pipinya, bayi akan membuka mulut dan menggerakkan kepala untuk menemukannya. Ia menjulurkan lidahnya ke atas dan ke bawah. Inilah refleks mencari puting atau rooting (mencari puting) reflex. Normalnya, bayi akan mencari payudara. Jika ada suatu benda menyentuh langit-langit mulutnya, bayi akan mulai menghisapnya, ini disebut refleks menghisap atau sucking reflex. Jika ada cairan yang menetes memenuhi rongga mulutnya, bayi akan menelannya, ini disebut refleks menelan atau swallowing reflex. Sebagian besar bayi bisa menyusu langsung dengan baik saat terlahir cukup bulan di umur kehamilan sekitar 36 minggu.
Ibu memiliki insting untuk menyusui. Jika bayi menangis, ibu secara insting akan membuai bayi dalam pelukan dekat dengan payudaranya. Menyusui itu nyaman. Menyusui itu tidak menyakitkan. Menyusui merupakan cara yang normal dan alamiah untuk memberi makan bayi. Meskipun menyusui adalah kodrat seorang ibu, namun pada kenyataannya praktek menyusui merupakan ketrampilan yang perlu dipelajari. Semakin sering ibu melakukannya akan membuat ibu makin lancar menyusui.
Tugas ibu dalam menyusui adalah mensuport dan memberi akses bagi bayi untuk menyusu di payudaranya. Posisi dan perlekatan bayi yang baik saat menyusu adalah dasar dari penyusuan. Posisi yang baik akan membuat bayi melekat dengan baik di payudara sehingga bayi bisa menghisap ASI dengan baik serta efisien. Saat ibu dan bayi berada dalam posisi dan perlekatan yang baik, puting ibu akan tetap sehat dan bayi dapat menyusu dengan efektif.
Dua tolok ukur yang digunakan untuk menilai posisi dan perlekatan yang baik adalah:
1.Apakah efektif?
2.Apakah nyaman?
Ibu dan bayi bisa mengambil posisi apapun dalam menyusui. Tidak harus terpatok oleh pakem yang saat ini ada. Hal yang harus diperhatikan adalah apakah bayi bisa mendapatkan ASI secara efisien. Jika posisi dan perlekatan tampak telah baik sesuai pakem yang ada namun jika bayi tidak mendapatkan cukup ASI atau ibu merasa kesakitan maka kemungkinan ada yang harus dicari tahu dan diperbaiki.
1.Ibu mengambil posisi senyaman mungkin.
2.Keluarkan sedikit kolostrum atau ASI untuk dioleskan ke puting.
3.Posisikan tubuh bayi dekat dengan tubuh ibu
4.Sangga payudara ibu
5.Lekatkan bayi ke payudara ibu dengan baik.
6.Terus coba dan nikmati kegiatan menyusui bayi
Jika menyusui terasa sakit, lepaskan bayi dengan memasukkan jari telunjuk yang bersih ke sudut mulut untuk mengeluarkan puting ibu dan ulangi lagi hingga ibu merasa nyaman. Jangan teruskan menyusui jika terasa sakit, harus diulang melekatkan dari awal. Jika dibiarkan maka puting ibu akan makin terluka.
Ada 4 dasar posisi menyusui:
a.Posisi buaian
b.Posisi lengan berlawanan atau buaian-silang
c.Posisi bawah lengan
d.Posisi tidur miring
Posisi apapun yang ibu pilih ada beberapa patokan yang menjadi pakem posisi menyusui. Kunci posisi menyusui di awal masa menyusui:
1.Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
2.Ibu mendekap tubuh bayi dekat dengan tubuhnya.
3.Ibu menopang seluruh tubuh bayi, bukan hanya kepala dan bahu bayi.
4.Bayi menghadap payudara, dengan hidung berhadapan dengan puting.
5.Tangan ibu menyangga kepala bayi, bukan untuk mendorong kepala ke payudara ibu.
6.Gunakan keseluruhan lengan untuk mendekatkan tubuh bayi ke payudara -bukan hanya mendorong kepala bayi menggunakan tangan saja- saat mulut bayi sudah terbuka lebar.
Pada hari ketiga atau kelima payudara ibu akan mulai terisi ASI. Payudara akan bertambah besar dua kali, terasa berat dan penuh. Dalam kondisi ini ibu mungkin perlu menyangga payudaranya supaya memudahkan bayi dalam menyusu. Ibu bisa menggunakan tangan yang masih bebas untuk digunakan menyangga payudara. Dengan menyangga payudara, maka rahang bawah dan dagu bayi bisa bergerak bebas untuk menyusu sebab tidak terbebani oleh payudara ibu.
Setelah ibu memposisikan diri dan bayi dengan nyaman saatnya ibu melekatkan bayi ke payudara. Supaya bayi bisa melekat dengan baik, pastikan bayi membuka mulutnya dengan lebar dan ibu memposisikan puting di langit-langit mulutnya sehingga areola bisa masuk dan terhisap bayi. Perlekatan yang baik akan mencegah terjadinya puting lecet yang membuat penyusuan menjadi tidak nyaman. Pastikan hidung setinggi puting bukan dagu yang setinggi puting. Lihat bibir bawah bayi: arahkan bibir bawah menjauhi dasar puting sejauh mungkin, sehingga lidah mampu menarik banyak bagian payudara ke dalam mulut. Saat bayi membuka lebar mulutnya dan bibir bawah menyentuh payudara ibu, dorong bibir bawahnya ke arah dagu dengan menggunakan payudara sehingga mulut bayi terbuka lebih lebar lagi.
Hasil akhir areola ibu masuk jauh dari bibir atasnya sehingga gusi bayi akan memerah payudara ibu bukan mengunyah puting ibu. Hal ini membuat puting ibu bertambah panjang dua kali lipat. Puncak puting akan tertekan diantara lidah dan langit-langit mulut. ASI akan dikeluarkan dalam waktu 0,03 detik setelah penguluran puting maksimal (Smith, 1998). Ibu bisa melihat hasil akhir tampak lebih banyak areola di atas mulut bayi daripada di bawahnya. Tanda bayi melekat dengan baik:
1.Areola – masuk semua atau sebagian besar areola masuk ke mulut bayi (kurang lebih ½ inci dari dasar puting). Areola yang terlihat di sebelah atas mulut bayi terlihat lebih luas daripada di bawah mulutnya.
2.Mulut – mulut bayi terbuka lebar.
3.Bibir – bibir bayi terlipat keluar.
4.Dagu – dagu bayi menyentuh payudara.
Pada awalnya, menyusui terkadang sulit, namun dengan telaten dan sabar mencoba ibu akan mendapatkan hasil yang indah. Dengan posisi dan perlekatan yang baik ibu akan merasa nyaman saat menyusui dan bayi akan menyusu dengan baik. Bayi akan bisa memperoleh semua ASI yang dia butuhkan yang bisa kita nilai dari tanda kecukupan ASI pada bayi yaitu BAK, BAB, serta tumbuh kembang bayi. Jika ibu mendapatkan masalah dalam menyusui biasanya yang pertama perlu ibu nilai adalah posisi dan perlekatan bayi saat menyusu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H